Kepada detikHealth, ayahnya Ahmad Rudianto (23), menyampaikan bahwa anaknya mengidap penyakit kanker mata sejak akhir tahun 2017. Upaya untuk mengobati penyakit tersebut, tidak terwujudkan hingga saat ini karena faktor ekonomi.
Saat ditemui di rumahnya pada Kamis (25/7/2019) sekitar pukul 13.00 WITA, kedua orang tua Riska baru saja tiba usai membuat surat rujukan untuk berobat di Makassar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak sang anak terserang kanker, kedua orang tuanya mengaku baru 4 kali membawa ke rumah sakit. Namun sang anak belum mendapatkan perawatan medis ataupun obat yang bisa dikonsumsi.
NBaca juga:
Ahmad yang kesehariannya berkerja sebagai tenaga honorer di Dinas Pertanian Sigi mengakui bahwa pihaknya bersama keluarga sangat mengharapkan bantuan untuk pengobatan Riska.
"Saya ini hanya honorer, biaya pengobatan cukup mahal. Upaya pengobatan tradisional dan di rumah sakit sudah dilakukan tapi sampai sekarang belum ada kejelasan," ucapnya.
Sementara itu, kakak dari ayah Riska, Via mengatakan bahwa mereka terlahir dari keluarga tidak mampu. Kalaupun dokter di Palu tidak ada mau periksa Riska, pihaknya memilih pulang daripada Riska terus menangis mengeluarkan air mata.
"Kita ini orang susah, tidak ada yang mau bantu. Kalau tidak ada dokter yang mau periksa, kita pulang saja, kasian Riska menangis terus," tegas Via sambil menitikkan air mata.
Dia katakan, sampai saat ini pihak keluarga sudah membawa berobat di Puskesmas Biromaru, Klinik Mata, RS Undata dan RS Wirabuana. "Kami sangat mengharapkan bantuan, kami mohon bantuannya Pak, kasian Riska," ucapnya
Hingga saat ini, pihak keluarga masih menunggu keluarga lainnya untuk bisa mengumpulkan uang agar bisa berobat di Makassar.
Baca juga:
(up/up)











































