Penelitian yang dilakukan para ilmuwan di University of Illinois tersebut mengungkap bahwa orang-orang yang optimistis 78 persen lebih berpeluang memenuhi kebutuhan tidur ideal yakni 7-9 jam sehari.
Temuan lain yang terungkap adalah bahwa orang-orang positif 75 persen lebih jarang punya keluhan insomnia. Keluhan mengantuk di siang hari juga lebih sedikit ditemukan pada kelompok ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak diketahui bagaimana mekanisme pastinya. Namun para ilmuwan meyakini, sikap positif dan optimistis membuat seseorang lebih terhindar dari stres, salah satu penyebab utama gangguan tidur di malam hari.
"Kurang tidur adalah kekhawatiran umum, karena kualitas tidur yang buruh berhubungan dengan banyak masalah kesehatan, termasuk risiko obesitas, hipertensi, dan berbagai penyebab kematian," kata Dr Rosalba Hernandez yang memimpin penelitian ini, dikutip dari Dailymail.
(up/wdw)











































