"Yang ada gejala dan tanda dilakukan rapid diagnostic test dan sudah ditemukan banyak yang positif. 262 bergejala, 171 dilakukan tes positif IgM (Imunoglobulin M) dan IgG (Imunoglobulin G)," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI dr Anung Sugihartono, MKes di Gedung Adyatma Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2019).
Dari 262 kasus yang teridentifikasi, sebanyak 228 orang berasal dari lingkungan sekolah yang mayoritas merupakan siswa, 31 orang warga sekitar, 5 orang dari Pesantren Petik, 3 orang dari keluarga siswa. Hingga kini belum terdapat laporan meninggal akibat KLB hepatitis A Ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Anung menambahkan, kasus terakhir muncul pada tanggal 28 November lalu. Dan seluruh orang yang terindentifikasi hepatitis A ini akan dilakukan pemantauan hingga 50 hari ke depan setelah terdeteksi, meskipun keseluruhan korban telah dipulangkan dari rumah sakit.
"Sampai sekarang kita masih mencari yang bertanda mual, muntah, lemas, mata kuning, atau tubuh kuning," tambahnya.
Setelah penelusuran, ditemukan penularan virus hepatitis A ini melalui fecal oral atau virusnya masuk lewat mulut kemudian tertelan dan masuk ke saluran pencernaan. Karena itu, dr Anung menyebutkan untuk mencegah penularan diperlukan perilaku hidup bersih dan sehat.
(wdw/up)











































