"Dokter vonis pneumothorax saya ini 90 persen karena merokok," ungkap pria yang akrab disapa Daus ini saat dihubungi detikcom, Rabu (11/12/2019).
Selain Daus sebelumnya pernah viral juga kisah-kisah serupa di media sosial. Semua kisah memiliki kemiripan dialami oleh pria perokok di usia muda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menanggapi hal ini ahli kesehatan paru-paru dr Rezki Tantular, SpP, menjelaskan pneumotoraks merupakan kondisi saat rongga pleura (pembungkus paru) terisi udara. Dampaknya paru-paru bisa kolaps kehilangan kemampuan untuk memompa oksigen.
"Banyak hal yang dapat menyebabkan kondisi tersebut antara lain penyakit TBC, penyakit infeksi paru lainnya, trauma, penyakit paru obstruktif kronis, pecahnya bleb di dalam paru, dan lain-lain," kata dr Rezki.
Rokok dikonfirmasi oleh dr Rezki memang bisa meningkatkan risiko pecahnya bleb berujung paru-paru kolaps.
"Rokok sendiri secara jangka pendek dapat meningkatkan risiko pecahnya bleb yang ada di dalam paru, dan jangka lama dapat menyebabkan penyakit paru obstruktif kronis yang berisiko juga mengalami pneumothorax," jelasnya.
Tak hanya rokok, berdasarkan laporan kasus serupa juga terjadi pada pengguna vape atau rokok elektrik. Beberapa dari pasien dinyatakan mengalami paru kolaps dan setelah berhenti vaping terjadi perubahan yang lebih baik pada tubuhnya.
(fds/fds)











































