Mandi Air Panas Bisa Bunuh Corona? 18 Info COVID-19 yang Ternyata Mitos

11. Tidak mengeluhkan gejala berarti bebas Corona
Gejala umum virus Corona disebut mirip dengan flu tetapi tidak hanya itu. Gejalanya termasuk demam, batuk, sulit bernapas, kelelahan, sakit tubuh, sakit kepala, kehilangan selera atau bau, sakit tenggorokan, mual, muntah, dan diare.
Faktanya, seseorang yang tidak menunjukkan gejala-gejala ini masih dapat terinfeksi virus Corona dan dapat menyebarkan virus ke orang lain. Beberapa kasus COVID-19 tidak menunjukkan gejala, artinya pasien tidak menunjukkan gejala atau belum mengalami gejala apa pun.
Di lain waktu, orang mungkin mengalami presimptomatik, ketika mereka tidak menunjukkan tanda-tanda virus tetapi mereka memiliki infeksi dalam tubuh mereka. Orang-orang ini masih bisa menyebarkan virus.
12. Minum alkohol dapat melindungi diri dari virus Corona
Muncul hoax terkait minum alkohol dapat melindungi diri dari virus Corona. Disebutkan, teorinya berawal dari alkohol yang disebut bisa membunuh kuman, tetapi buka berarti hal tersebut bisa diartikan menjadi banyak minum alkohol dapat membunuh Corona.
Hingga kini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa banyak minum alkohol dapat membunuh virus Corona. Bahkan WHO menyebut konsumsi alkohol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan.
13. Thermal scanner dapat deteksi virus Corona
Pemindai termal dapat mendeteksi demam. Demam adalah salah satu gejala dari virus Corona, tetapi banyak orang yang terinfeksi virus tidak menderita demam. Demam juga dapat dikaitkan dengan kondisi yang tidak terkait dengan virus Corona.
14. Antibiotik dapat mencegah dan membunuh virus Corona
Meski antibiotik berhasil mengobati beberapa masalah kesehatan, hal ini tidak terjadi pada infeksi virus Corona. Antibiotik bekerja melawan bakteri, bukan virus.
15. Jaringan 5G dapat menyebarkan virus Corona
Mitos ini menyebar luas karena selebritas seperti Woody Harrelson dan Keri Hilson membagikannya di media sosial. Sejak jaringan seluler 5G telah diusulkan, para ahli teori konspirasi berspekulasi tentang dampaknya terhadap kesehatan manusia.
Teorinya disebut bahwa jaringan 5G menyebabkan radiasi, yang, pada gilirannya, memicu virus.
"Yang lain mengatakan bahwa laporan kasus Corona sebenarnya ditutup-tutupi untuk pemasangan menara 5G. Beberapa akun mendorong gagasan bahwa 5G dan COVID-19 adalah bagian dari upaya yang lebih luas untuk 'mengurangi populasi bumi," demikian mitos yang beredar.
Semua ini tidak benar. Virus tidak dapat melakukan perjalanan di gelombang radio atau jaringan seluler.