Inggris Borong Pasokan 90 Juta Dosis Kandidat Vaksin Corona Potensial

Inggris Borong Pasokan 90 Juta Dosis Kandidat Vaksin Corona Potensial

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 21 Jul 2020 11:19 WIB
Inggris Borong Pasokan 90 Juta Dosis Kandidat Vaksin Corona Potensial
Inggris borong pasokan 90 juta dosis kandidat vaksin Corona potensial. (Foto: Fiona Goodall/Getty Images)
Jakarta -

Inggris telah menandatangani kesepakatan baru yang mengamankan pasokan akses awal ke lebih dari 90 juta dosis kandidat vaksin virus Corona yang potensial.

Dalam perjanjian tersebut, Inggris akan mendapatkan sekitar 30 juta dosis vaksin yang dikembangkan oleh BioNTech dan Pfizer. Sementara itu 60 juta dosis dari vaksin Valneva, dengan opsi tambahan 40 juta dosis jika vaksin terbukti aman, efektif, dan stabil.

"Kemitraan baru dengan beberapa perusahaan farmasi dan vaksin terkemuka di dunia akan memastikan Inggris memiliki peluang terbaik untuk mendapatkan vaksin yang melindungi mereka yang paling berisiko," kata Menteri Bisnis Inggris, Alok Sharma, dikutip dari Sky News pada Selasa (21/7/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kesepakatan ketiga adalah dengan AstraZeneca yang memberi Inggris sekitar satu juta dosis pengobatan dengan antibodi penetralisasi COVID-19. Tujuannya untuk digunakan pada mereka yang tidak dapat divaksinasi, seperti mereka yang immunocompromised.

Adanya tiga perjanjian ini membuat Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara akan memiliki dosis yang cukup untuk memvaksinasi kelompok-kelompok prioritas, seperti pekerja kesehatan, pekerja sosial, dan mereka yang berisiko tinggi mengalami komplikasi serius atau kematian akibat virus corona.

ADVERTISEMENT

Berbicara selama kunjungan ke sebuah sekolah di Kent, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan dia tidak bisa menjamin 100 persen vaksin Corona akan tersedia tahun ini atau tahun depan.

"Jelas saya berharap... tetapi untuk mengatakan bahwa saya 100 persen yakin bahwa kita akan mendapatkan vaksin tahun ini - atau memang tahun depan - adalah, sayangnya, hanya berlebihan," kata Boris.




(kna/fds)

Berita Terkait