Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan temuan 54 kasus COVID-19 dengan 'Variant of Concern' (VoC). Temuan varian tersebut mencakup varian B117 dari Inggris, B1351 dari Afrika Selatan, dan B1617 dari India.
Status VoC tersebut ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artinya, varian tersebut diwaspadai di dunia. Selain ketiga varian tersebut, ada pula varian Corona P1 yang pertama kali ditemukan di Brasil yang juga masuk kategori VoC, namun hingga kini belum ada laporan temuan di RI.
Penetapan VoC ini berdasarkan kemampuan mutasi mempengaruhi penularan, kepekaan alat tes, tingkat keparahan gejala dan kemampuan virus untuk menghindar dari sistem kekebalan tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, hingga kini belum ada data soal efektivitas vaksin Corona yang ada terhadap infeksi akibat varian-varian tersebut.
"Kita lihat rekomendasi WHO dan para ahli ya. Tidak harus selalu dilakukan penelitian langsung," ujar dr Nadia saat dihubungi detikcom, Senin (24/5/2021).
Menghadapi temuan VoC di RI tersebut, dr Nadia menyebut, tindakan antisipatif yang bisa diupayakan adalah penerapan protokol kesehatan dengan ketat dan pemberlangsungan vaksinasi COVID-19 secepat mungkin.
"Jadi penguatan protokol kesehatan dan percepat vaksinasi," imbuh dr Nadia.
Dalam kesempatan sebelumnya, Kepala Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Vivi Setiawaty menyebut, 54 kasus ini adalah hasil temuan dari Whole Genome Sequence (WGS).
"Total kasus Variant of Concern sampai saat ini adalah 54 kasus. 18 kasus B117, 4 kasus B1351, dan 32 kasus adalah B1617," ujar Vivi dalam siaran rapat koordinasi oleh Pusdalops BNPB, Minggu (23/5/2021).
(vyp/up)











































