Data Corona atau COVID-19 Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mencatat angka kematian sehari mencapai 51 orang terkonfirmasi positif. Kasus penambahan baru mencapai 104 orang terkena Corona. Lalu apakah kasus Corona di Kudus kembali meledak?
Data COVID-19 Kabupaten Kudus per Kamis (19/8.2021) terdapat angka kematian yang cukup banyak, yakni 51 orang meninggal dunia terkonfirmasi positif Corona. Lalu ada penambahan kasus baru sebanyak 104 orang.
Sedangkan untuk orang dirawat di rumah sakit ada lima pasien, lalu 29 orang menjalani isolasi mandiri, dan 79 orang dinyatakan sembuh dari COVID-19. Lalu bagaimana penjelasan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Badai Ismoyo mengatakan data itu secara benar di Kudus. Namun diakuinya data kematian terkonfirmasi positif Corona sehari mencapai 51 orang merupakan data tertunda sejak 21 hari lalu.
"Jadi itu data yang mau dilakukan semacam penyesuaian sinkronisasi. Sinkronisasi data itu kan ada yang delay (tertunda). Delay-nya itu begini pada saat kejadian meninggal itu belum dimasukkan ke aplikasi Corona Jateng," jelas Badai ditemui wartawan di kantornya, Jumat (20/8/2021).
"Akumulasi sejak 21 hari yang lalu, sampai terjadi rekapitulasi selisih data. Jadi data keseluruhan itu benar. Namun ada kematian yang belum terekap," sambung dia.
Badai menjelaskan masih ada keterlambatan memasukkan data warga yang terkonfirmasi positif COVID-19. Dia pun mencontohkan ketika ada warga yang probable meninggal dunia, baru selang beberapa hari hasil tes PCR keluar dan dinyatakan positif Corona.
"Kenapa tidak dimasukkan di data itu, orang meninggal itu baru diketahui beberapa hari bahwasannya COVID. Misalnya positif, setelah positif baru dimasukkan, nah kemungkinan tertumpuk itu baru dimasukkan. Kurang lebih 51 sampai 60 orang," ungkap Badai.
"Jadi memang data seperti itu, data real itu ada data kematian yang delay, belum masuk. Tetapi itu patut segera disamakan. Takutnya angka kematian segera meningkat. Kita angka kematian kita itu delapan persen, itu bisa menambah bertambah 9 persen. Mudah-mudahan tidak terpengaruh ke zonasi, karena kasus kita sedang turun," sambung dia.
Badai mengatakan akibat tertunda data kematian positif Corona yakni penambahan kasus baru dalam sehari tersebut juga bertambah banyak. Disebutkan dalam sehari itu kasus baru terkonfirmasi Corona di Kudus mencapai 104 kasus baru.
"Kasus sehari mencapai 104 itu memang, itu tracing kita sehari itu hampir 200 kan gitu ya. Lha itu yang positif sampai separuhnya kan bisa jadi, yang lain bisa masuk sebanyak itu positif," ungkapnya.
Badai menambahkan meski ada penambahan kasus baru mencapai seratusan dan angka kematian tembus 51 kasus dari saat puncak kasus kematian 32 kasus sehari bukan menjadi perhatian khusus. Menurutnya data tersebut murni dari data yang tertunda di Corona Kudus.
"Tidak warning (menjadi perhatian), karena jumlah kasus baru, karena setelah dihitung dengan pasien yang dirawat dan lainnya. Kasus baru suspek, suspek berkurang ada ikut dirawat. Yang dirawat lima orang, yang aktif 26 orang. Angka tambah itu karena juga akibat data angka kematian yang delay itu. Itu akumulasi semua," pungkas Badai.
Seperti diketahui Kudus pasca lebaran sempat mengalami lonjakan kasus Corona di atas 2.500 kasus. Di Kudus pun menjadi perhatian karena puluhan orang sempat terdeteksi terkonfirmasi COVID-19 varian delta
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(up/up)











































