Alert! WHO Ingatkan Mobilitas Jawa-Bali Naik Lagi Seperti Sebelum Pandemi

Alert! WHO Ingatkan Mobilitas Jawa-Bali Naik Lagi Seperti Sebelum Pandemi

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Kamis, 11 Nov 2021 11:30 WIB
Alert! WHO Ingatkan Mobilitas Jawa-Bali Naik Lagi Seperti Sebelum Pandemi
WHO menyoroti peningkatan mobilitas yang signifikan di Jawa Bali, seperti sebelum pandemi. (Foto: PIUS ERLANGGA)
Jakarta -

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali melaporkan seluruh provinsi Indonesia berada di level 1 penularan COVID-19, artinya risiko transmisi Corona sudah rendah. Namun, mobilitas terlihat kembali meningkat di seluruh provinsi Jawa dan Bali.

"Tren peningkatan mobilitas masyarakat terlihat di semua provinsi di Jawa dan Bali, khususnya di stasiun transit, ritel, dan rekreasi," beber WHO dalam laporan mingguan atau WHO Situation Report Indonesia, per 10 November 2021.

"Peningkatan yang mencolok dalam mobilitas masyarakat di ritel dan rekreasi diamati di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten, dimana tingkat mobilitas meningkat seperti sebelum pandemi," sambung WHO.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut WHO, analisis tren atau peningkatan mobilitas ini bisa menjadi acuan pemerintah untuk menetapkan kebijakan strategi pengendalian COVID-19. Sebab, peningkatan mobilitas yang signifikan tentu bisa memicu angka penularan COVID-19 kembali tinggi.

Dalam grafik WHO, terlihat peningkatan signifikan mobilitas per Oktober 2021 di DKI Jakarta, jika dibandingkan dengan masa PPKM darurat di akhir Juli, kala mencapai puncak kasus COVID-19. Bahkan, tren peningkatan mobilitas sama tingginya dengan sebelum pandemi rentang 3 Januari hingga 6 Februari 2020.

ADVERTISEMENT

Tren peningkatan juga terlihat dalam grafik mobilitas WHO di Bali, mobilitas sempat turun tajam di masa PPKM darurat, kini kembali tinggi per Oktober 2021. Bahkan, melampaui tren mobilitas di masa sebelum pandemi, Februari 2020 lalu.

"Analisis mobilitas dapat digunakan sebagai proxy untuk memantau mobilitas penduduk selama pelaksanaan kebijakan pembatasan pergerakan. Peningkatan mobilitas dapat menyebabkan peningkatan interaksi di antara orang-orang, yang dapat mempengaruhi penularan COVID-19," beber WHO.




(naf/up)

Berita Terkait