Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dr dr Hartono Gunardi, SpA(K), menyebut gejala kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) pada anak berusia 6-11 tahun hingga kini tergolong ringan. Di antaranya nyeri di area bekas suntikan, lemas, mengantuk, dan demam.
"Yang lokal nyeri pada suntikan yang biasa kita alami. Nyeri, kemerahan, bengkak di tempat suntikan, kemudian nyeri yang sistemik. Istilahnya (sistemik) agak menyeramkan, padahal yang dimaksud adalah lemas-lemas, ngantuk, anget-anget, atau demam," terangnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (17/1/2021).
Namun Prof Hartono menegaskan, anak tak boleh diberikan parasetamol pasca vaksinasi COVID-19 jika tidak muncul demam. Ia khawatir jika parasetamol langsung diberikan, alih-alih mencegah timbul demam, malah bakal mengganggu kerja vaksin pada tubuh.
"Kalau timbul demam, kita berikan parasetamol. Tapi mohon dengan sangat, parasetamol jangan diberikan sebelum timbul demam. Kenapa? Karena kalau diberikan sebelum timbul demam akan mengganggu proses pembentukan antibodi terhadap kekebalan vaksin COVID tersebut sehingga kekebalan akan lebih rendah," terang Prof Hartono.
"Itu penelitian dengan vaksin yang lain seperti yang didapatkan pada anak-anak bayi pada umumnya. Nah untuk vaksin COVID ini memang belum diteliti, tapi amannya jangan diberikan obat penurun demam. Bila timbul demam, monggo diberikan," pungkasnya.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(vyp/up)