Kasus joki vaksin COVID-19 ternyata tak cuma ada di Indonesia. Di belahan dunia lain, ternyata ada yang rela menjadi joki vaksinasi untuk mewakili orang-orang yang ogah vaksin COVID-19.
Dilaporkan Brussel Times, seorang pria di Belgia ditahan setelah mencoba mendapatkan vaksin ke-9, mewakili mereka yang menolak vaksin COVID-19. Pria itu ditangkap di pusat vaksinasi Fossel-la-Vieille sesaat sebelum disuntik.
Aksinya ini terungkap setelah petugas di pusat vaksinasi kota Namur dan Charleroi memberi tahu polisi setelah mereka memperhatikan lelaki tersebut datang lagi untuk divaksin.
Polisi yang menyamar sebagai petugas vaksinasi COVID-19 langsung menangkap pria itu sebelum dia mendapat dosis ke-9.
Menurut pengakuan lelaki tersebut, ia telah menerima delapan kali vaksin dan dibayar €100-150 (sekitar Rp1,6-2,4 juta) per satu kali suntik dari orang-orang anti vaksin untuk menggunakan identitas agar mereka mendapatkan Tiket Aman COVID-19.
Di Belgia, hanya orang-orang yang sudah divaksin yang bisa mengunjungi bar dan restoran. Banyak pengusaha yang menuntut stafnya agar disuntik vaksin.
Beberapa "kliennya" yang menerima bukti vaksin secara salah telah diidentifikasi. Kantor kejaksaan mengatakan mereka bisa menghadapi hukuman 5 tahun penjara dan denda hingga €800 ribu atau sekitar Rp 12 miliar untuk pemalsuan dan penipuan melalui teknologi informasi.
"Kecil kemungkinannya kesehatan pria itu berisiko karena terlalu banyak vaksinasi," kata ahli virologi Steven van Gucht.
"Tetapi dia juga belum tentu lebih terlindungi dari virus. Anda tidak dapat merangsang sistem kekebalan Anda tanpa henti."
Simak Video "Video Wamenkes: Kematian Akibat TBC di RI Lebih Banyak dari Covid-19"
(kna/kna)