Kapan Harus Tes COVID-19? Ini Jawaban Para Ahli

Suci Risanti Rahmadania - detikHealth
Rabu, 02 Feb 2022 17:02 WIB
Kapan harus tes COVID-19 (Foto: Pradita Utama)
Jakarta -

Mungkin sejumlah masyarakat masih ada yang bingung kapan harus tes COVID-19 untuk mengetahui terinfeksi atau tidaknya dari virus Corona, termasuk varian Omicron. Ya, mengingat Omicron lagi 'ngegas' belakangan ini di Indonesia, bahkan penularannya 5 kali lebih cepat dibandingkan varian lain.

Nah, tes COVID-19 pun sangat penting dilakukan untuk mendeteksi infeksi virus Corona pada orang yang merasakan sejumlah gejala COVID-19 atau habis melakukan kontak erat dengan orang yang positif.

Dikutip dari laman Primaya Hospital, tes COVID-19 bisa dilakukan dengan beberapa metode, yaitu tes reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR), tes cepat molekuler (TCM), rapid antigen, dan rapid tes antibodi.

Lalu, Kapan Harus Tes COVID-19?

Menurut Ahli Mikrobiologi, Budi Haryanto, waktu terbaik untuk melakukan tes swab adalah hari ketiga setelah kontak erat dengan pasien positif COVID-19. Jika tes tersebut menunjukkan hasil negatif, maka dianjurkan untuk melakukan tes swab ulang sehari setelahnya.

Pasalnya, apabila seseorang habis bertemu dengan pasien positif COVID-19 varian Omicron, masa inkubasi virus akan jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta atau lainnya.

"Masa inkubasi sekitar 3 hari lebih cepat dibanding yang Delta. (Jadi) sekitar 5 hari (inkubasi). (Tes swab dilakukan) hari ketiga dan keempat setelah kontak. Bila hasil negatif di hari ketiga, lanjut (tes) di hari keempat," ujar Budi kepada CNNIndonesia.com.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menganjurkan masyarakat untuk segera melakukan tes COVID-19 apabila mengalami batuk hingga pilek.

"Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tidak perlu takut melakukan pemeriksaan antigen maupun PCR apabila merasakan gejala flu dan batuk," kata Luhut dalam konferensi pers update PPKM, Senin (31/1/2022).

Hal ini dilakukan untuk segera mengetahui kondisi pasien dan mencegah penyebaran COVID-19.

Tak hanya itu saja, spesialis paru-paru dari RSUP Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K), juga ikut berpesan kepada masyarakat untuk selalu waspada apabila mengalami gejala batuk hingga nyeri tenggorokan.

Ia juga menyarankan untuk tidak menunggu munculnya demam. Sebab, sebagian besar kasus pasien Omicron justru tidak mengalami demam. Oleh karena itu, apabila merasa batuk dan pilek namun tidak demam, dianjurkan langsung tes COVID-19 untuk mengetahui terinfeksi atau tidaknya kita dari virus Corona varian Omicron.

"Demam itu hanya 18-20 persen. Kemudian tidak ada yang sesak, butuh oksigen, Omicron maupun probable Omicron," kata dr Erlina, dalam diskusi dengan media, Kamis (27/1/2022).

"Kalau mengetahui ada gejala batuk, nyeri tenggorok atau tenggorokan gatal, untuk kondisi Omicron saat ini kita curiga itu adalah Omicron," pesan dr Erlina.



Simak Video "Video Pakar: Flu Burung Picu Pandemi yang Lebih Parah Dibanding Covid-19"

(suc/fds)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork