Long COVID merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala berkepanjangan saat terinfeksi virus Corona. Kondisi ini biasanya bisa bertahan lebih dari 12 minggu atau lebih lama, tergantung kondisi pasien.
Long COVID tidak hanya bisa terjadi pada pasien yang terinfeksi virus Corona strain asli atau Delta, tetapi juga dilaporkan pada pasien Omicron. Studi terbaru menemukan, virus Corona varian Omicron dapat menimbulkan gejala neurologis yang merupakan bagian dari long COVID.
Berikut tujuh gejala neurologis ketika terinfeksi varian Omicron:
- Gangguan kognitif
- Kabut otak (brain fog)
- Kehilangan konsentrasi atau memiliki masalah memori
- Sakit kepala
- Gangguan tidur
- Kesemutan atau mati rasa
- Pusing atau mengigau pada orang tua
Meski demikian, gejala neurologis yang dialami tiap pasien bisa beragam dan berubah seiring berjalannya waktu.
Dikutip dari Express, Rabu (23/2/2022), National Health Service (NHS) Inggris mengatakan ada gejala lain yang kemungkinan dirasakan pasien COVID-19 varian Omicron. Gejala tersebut berkaitan dengan pernapasan atau kardiovaskular yang wajib diwaspadai seperti:
- Sesak napas
- Batuk
- Sesak dada
- Nyeri dada
- Jantung berdebar
- Gejala lain yang mungkin timbul ketika terinfeksi COVID-19 varian Omicron antara lain
- Kelelahan
- Demam
- Nyeri
- Tinnitus (sebagian orang)
- Sakit telinga
- Sakit tenggorokan
- Kehilangan indra perasa dan penciuman
- Ruam kulit
- Nyeri sendi dan otot
- Sakit perut, mual atau diare
- Nafsu makan berkurang
- Penurunan berat badan
Dalam laporan NHS, perlu diingat bahwa lamanya pemulihan akibat gejala yang timbul tidak selalu berkaitan dengan tingkat keparahan penyakit atau saat pasien berada di rumah sakit.
"Jika gejala baru terus timbul dan membuat Anda khawatir, segera cari bantuan pelayanan medis atau segera konsultasikan diri ke pelayanan kesehatan," ungkap NHS.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(any/naf)