Subvarian 'Omicron siluman' atau BA.2 diyakini lebih menular dibandingkan varian Omicron yang lebih dulu merebak yakni BA.1. Lantas mengingat Indonesia diterpa lonjakan kasus COVID-19 gegara gelombang Omicron, akankah varian siluman ini memicu kembalinya kenaikan kasus COVID-19?
Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi menyebut, BA.2 memang sudah menyebar di sejumlah negara. Ia juga membenarkan, varian Omicron BA.2 menular lebih cepat dibandingkan BA.1.
Akan tetapi hingga kini, BA.2 tak terpantau memicu kenaikan kasus di Indonesia secepat awal kemunculan varian Omicron BA.1.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai saat ini kita lihat ada negara-negara yang melaporkan lebih dari 50 persen varian BA.2 bersirkulasi di negaranya termasuk Brunei Darussalam, Bangladesh, India, China,' ujarnya dalam konferensi pers virtual terkait perkembangan COVID-19 di Indonesia, Selasa (8/3/2022).
"Tetapi kita tidak melihat adanya kenaikan kasus signifikan seperti di awal Omicron muncul. Selama kemudian kita percepat vaksinasi dosis satu-dua, vaksinasi primer tambah lagi vaksinasi COVID-19, kita berharap potensi BA.2 yang ditakutkan lebih menular 30 persen ini tidak akan menyebabkan peningkatan atau pun lonjakan kasus," lanjut dr Nadia.
Dalam kesempatan yang sama, dr Nadia juga menyinggung kemungkinan kebijakan protokol kesehatan di momen Idul Fitri mendatang terkait risiko kenaikan COVID-19 RI akibat BA.2.
"Apakah nanti mengancam perayaan Idul Fitri? Kita lihat ke depannya tapi kita cukup optimistis karena tren selama dua minggu ini tren kasus konfirmasi terus-menerus terjadi penurunan. Hanya beberapa provinsi luar Jawa-Bali yang masih terjadi peningkatan," pungkas dr Nadia.
(vyp/up)











































