5 Fakta Soal Virus Gabungan Delta-Omicron yang Dikonfirmasi WHO

5 Fakta Soal Virus Gabungan Delta-Omicron yang Dikonfirmasi WHO

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Sabtu, 12 Mar 2022 18:33 WIB
5 Fakta Soal Virus Gabungan Delta-Omicron yang Dikonfirmasi WHO
Ilustrasi Corona. (Foto: Getty Images/loops7)
Jakarta -

Belakangan dunia dihebohkan dengan adanya bukti kuat baru terkait varian COVID-19 yang merupakan gabungan dari varian Delta dan Omicron. Varian ini disebut-sebut sebagai Deltacron.

Bukti kuat ini juga dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Mereka yakin bahwa gabungan kedua varian ini mungkin sudah menyebar luas.

WHO mengungkapkan akan terus melakukan beberapa penelitian lagi, untuk memahami bagaimana tingkat keparahan dan penularan dari virus gabungan tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa fakta soal Deltacron yang perlu diketahui:

Apa Sih 'Deltacron' Itu?

Pada awal tahun 2022, para ahli menduga adanya mutasi COVID-19 hibrida yang dijuluki sebagai 'Deltacron' yang ditemukan di laboratorium Siprus. Banyak yang menduga mungkin ini merupakan hasil dari kontaminasi laboratorium dan bukanlah varian COVID-19 baru yang mengkhawatirkan.

ADVERTISEMENT

'Deltacron' ini digambarkan sebagai varian yang terbentuk dari varian Delta dengan beberapa mutasi dari varian Omicron. Meski begitu, para ilmuwan yang menganalisis temuan itu menyebut bahwa 'Deltacron' itu tidak mungkin ada.

Bukti Kuat Apa yang Ditemukan?

Studi yang dilakukan lembaga Prancis Pasteur Institute menemukan bukti kuat munculnya virus rekombinan atau gabungan dari dua varian COVID-19, yaitu Delta dan Omicron.

Berdasarkan data dan analisis ini memberikan konfirmasi definitif tentang virus rekombinan asli yang diturunkan dari galir GK/AY.4 (Delta) + GRA/BA.1 (Omicron).

Gabungan dari kedua varian ini telah ditemukan di beberapa wilayah di Prancis sejak awal Januari 2022. Genom virus dengan profil yang serupa juga diidentifikasi di Denmark dan Belanda.

Namun, masih dibutuhkan penyelidikan dan analisis tambahan. Hal ini diperlukan untuk menentukan apakah virus gabungan itu berasal dari satu nenek moyang yang sama, atau dari beberapa peristiwa penggabungan serupa.

Seberapa bahayanya varian ini dan apakah sudah masuk ke RI? Simak halaman berikutnya.

Apa Kata WHO?

Pakar penyakit menular WHO Maria Van Kerkhove sudah menduga keberadaan gabungan kedua varian ini, terlebih dengan sirkulasi varian Omicron dan Delta yang sangat intens. Ia mengatakan hingga saat ini tidak ada perubahan yang terjadi pada tingkat keparahan dan penularan virus gabungan tersebut.

"Kami belum melihat adanya perubahan epidemiologi dengan rekombinan ini. Kami juga belum melihat adanya perubahan tingkat keparahan. Tetapi ada banyak penelitian yang sedang berlangsung," kata Maria dikutip dari laman People, Jumat (11/3/2022).

"Meski telah terdeteksi, tingkat penularan (Deltacron) sangat rendah. Sayangnya, virus ini akan mengambil peluang untuk terus menyebar," lanjutnya.

Seberapa Bahaya Deltacron?

Peneliti di IHU Mediterranee Infection mengidentifikasi ada 17 kasus yang dikonfirmasi di Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini juga diungkapkan oleh Philippe Colson dari IHU.

"Genom hibrida menyimpan mutasi khas dari dua galur (Delta dan Omicron)," tutur Colson.

Dari studi IHU, peneliti mengatakan perlu adanya lebih banyak kasus lagi untuk bisa mengetahui secara efektif bagaimana tingkat keparahan dari varian Deltacron ini.

Peneliti di laboratorium Helix di San Mateo, California, juga menemukan lebih dari 20 kasus positif gabungan kedua varian tersebut. Ini didapatkan dari hasil pemeriksaan sampel yang diuji dari 22 November 2021 - 13 Februari 2022.

"Namun, fakta bahwa tidak banyak, bahkan dua kasus yang kami lihat berbeda, menunjukkan bahwa itu mungkin tidak akan meningkat ke varian yang perlu dikhawatirkan," beber kepala Kantor Sains Helix William Lee.

Meski begitu, ahli epidemiologi Chan School of Public Health William Hanage mengatakan varian Deltacron tidak akan menyebabkan banyak kasus.

"Itu hanya varian jika menghasilkan jumlah kasus yang banyak," kata dia.

Apakah Sudah Ditemukan di Indonesia?

Sekretaris Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan varian gabungan Delta dan Omicron atau Deltacron belum terdeteksi di Indonesia.

"Mengenai Deltacron sendiri, kalau dari data yang ada sampai saat ini belum dilaporkan ya," beber dr Nadia dalam diskusi daring, Sabtu (12/3/2022).

Meski belum terdeteksi di Indonesia, dr Nadia mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan varian-varian Corona baru yang terus bermunculan hingga saat ini. Sebab, varian Corona bisa berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan kasus.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/fds)

Berita Terkait