Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut terdapat kemungkinan, tingkat keparahan penyakit COVID-19 akan terus menurun seiring waktu disebabkan kekebalan publik yang semakin tinggi. Namun WHO juga waswas, dunia belum bebas dari risiko kemunculan varian Corona baru menyusul Omicron dengan tingkat keganasan dan penularan lebih tinggi.
"Berdasarkan apa yang kita ketahui sekarang, skenario yang paling mungkin adalah virus terus berevolusi, tetapi tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya berkurang seiring waktu karena kekebalan meningkat karena vaksinasi dan infeksi," ujar Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, dikutip dari Hindustan Times, Jumat (1/4/2022).
Lebih lanjut menurut Tedros, tak tertutup kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 akan terjadi secara berkala dibarengi kenaikan kasus kematian akibat penurunan tingkat kekebalan. Maka dari itu, vaksinasi COVID-19 dosis lanjut amat diperlukan khususnya untuk orang-orang yang rentan.
"Dalam skenario kasus terbaik, kita mungkin melihat varian yang lebih ringan muncul, dan booster atau formulasi vaksin baru tidak akan diperlukan," katanya.
"Dalam skenario terburuk, varian yang lebih ganas dan sangat mudah menular muncul. Terhadap ancaman baru ini, perlindungan orang terhadap penyakit parah dan kematian, baik dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya, akan berkurang dengan cepat," imbuh Tedros.
Menurut Tedros, skenario tersebut membutuhkan perubahan signifikan perihal ketersediaan vaksin COVID-19. Kemudian, jumlah stok vaksin memadai harus diberikan kepada orang-orang rentan dengan riwayat penyakit parah.
Pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove, menambahkan virus Corona masih memiliki 'banyak energi tersisa' untuk memasuki tahun ketiga pandemi COVID-19. Mengingat pada pekan lalu, lebih dari 10 juta kasus baru dan 45.000 kematian akibat COVID-19 dilaporkan ke WHO.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
(vyp/naf)