Sejumlah ahli di Amerika Serikat dan Eropa meramalkan pandemi COVID-19 bakal segera menjadi endemi. Dalam kata lain, manusia bakal hidup bersama dengan penyakit akibat virus Corona. Beban akibat penyakit COVID-19 pun nantinya bakal setara dengan penyakit pernapasan lainnya.
"Ini tidak akan lebih mematikan daripada flu musiman, atau mungkin ringan seperti salah satu virus corona penyebab flu," kata dr Lone Simonsen, direktur Pusat PandemiX di Roskilde University di Denmark, dikutip dari The Straits Times, Minggu (10/4/2022).
"Alasannya adalah karena kita memiliki kekebalan yang tinggi dan kami terus mendapat dorongan (imunitas) dari infeksi yang kami alami," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di samping itu, beberapa ilmuwan memperingatkan bahwa tingkat kekebalan dan perlindungan dari vaksinasi COVID-19 terhadap infeksi virus Corona menurun waktu ke waktu. Ditambah, varian Corona baru yang menyusul di masa mendatang mungkin bisa menghindari proteksi dari vaksin COVID-19. Mengingat, mutasi bersifat acak sehingga selalu terdapat kemungkinan varian Corona baru memicu gejala yang lebih berat.
NEXT: COVID-19 Jadi Endemi, Belum Tentu Masalah Selesai
Spesialis penyakit menular dan profesor kedokteran di University of California, San Francisco, dr Monica Gandhi, menyebut bersiap hidup dengan COVID-19 berarti harus tetap fokus pada penggencaran vaksinasi COVID-19, perawatan pasien, serta pembaharuan vaksin COVID-19. Pasalnya, endemi tak berarti penyakit sudah berakhir. Sebaliknya, pada fase endemi, manusia hidup sembari terus mengelola penyakit yang tidak bisa terberantas.
"Dibutuhkan kewaspadaan terus-menerus untuk menjaganya. Bukan untuk membasminya (COVID-19) seperti yang diinginkan manusia , tetapi untuk menjaganya tetap terkendali," beber dr Gandhi.
Simak Video "Video: Sembuh dari Covid Bukan Berarti Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/up)











































