Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban menjelaskan virus bakal terus bermutasi jika penularan di masyarakat masih terjadi. Namun, perkembangan karakteristik virus akibat mutasi termasuk COVID-19, tak selalu memburuk.
Bahkan, Prof Zubairi memprediksi tak akan ada lagi varian baru Corona berbahaya di masa mendatang. Tanda sudah endemi?
"Selama virus menyebar melalui populasi, mutasi terus terjadi, dan keluarga Omicron terus berkembang-yang dengan cepat menggeser Delta," kata dia di akun Twitter pribadinya, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan Kamis (14/4/2022).
"Tapi, mutasi menjadi varian berbahaya mungkin tak akan ada lagi," prediksinya.
Kementerian Kesehatan RI sebelumnya menegaskan varian XE, XD, dan XF belum ditemukan di Indonesia. Meski begitu, ketiga varian tersebut perlu diwaspadai lantaran berkemungkinan muncul akibat mutasi dari subvarian Omicron BA.2 dan varian Delta.
"Kita tetap waspada ya, walau sampai saat ini subvarian XE belum ditemukan tapi karena baik BA.1, BA.2, dua-duanya sudah ada di Indonesia. Sehingga bisa saja varian XE itu bermutasi di kita," kata juru bicara vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi, kepada detikcom baru-baru ini.
Lihat juga Video: DKI Tertinggi, Ini Sebaran 1.551 Kasus Baru Corona 13 April 2022
(naf/naf)