China Laporkan Strain Baru Omicron di Tengah Lonjakan, Mutasi Lokal atau Impor?

Corona di China tak kunjung usai, negara tersebut melaporkan kasus pertama subvarian Omicron BA.2.3 di Yantai, Provinsi Shandong pekan ini. Hasil whole genome sequencing (WGS) sejumlah sampel menunjukkan 16 kasus subvarian Omicron BA.2.3 terdeteksi.
Otoritas kesehatan setempat mengonfirmasi tingkat penularan subvarian Omicron BA.2.3 lebih tinggi dan masa inkubasi virus tersebut lebih singkat. Sejak dilaporkannya Omicron BA.2.3, kota Yantai juga mencatat peningkatan jumlah kasus beberapa hari terakhir.
Dikutip dari Global Times, ahli imunologi China Zhuang Shilihe menekankan Omicron BA.2.3 tampaknya tidak akan memicu wabah semakin parah di China.
"Karena mutasinya bukan perubahan signifikan dari galur pendahulunya, itu diharapkan tidak berdampak pada situasi secara keseluruhan dan langkah-langkah pencegahan di China," jelas Zhuang.
Meski begitu, subvarian Omicron BA.2.3 sebenarnya sudah dilaporkan di banyak negara. Zheng menuturkan 17 persen dari kasus global disumbang turunan Omicron ini. Sebagian besar kasus ditemukan di Eropa.
Zhuang menunjukkan subvarian Omicron BA.2.3 yang ditemukan di Yantai hampir tidak mungkin muncul sebagai mutasi lokal, tetapi pasti diimpor dari luar China. Meskipun mutasi pada virus bersifat acak, mereka cenderung lebih sering terjadi di daerah dengan jumlah kasus yang besar dan pada populasi rentan.
"Yantai tidak pernah memiliki banyak kasus dan dari pengalaman sebelumnya, China juga tidak pernah menjadi tempat asal strain yang bermutasi," terang Zhuang menekankan subvarian tersebut bukan motasi lokal.
Zhuang juga meyakini kemunculan subvarian Omicron BA.2.3 tidak akan berdampak banyak pada efektivitas vaksin lantaran perubahan atau mutasi tidak signifikan jumlahnya.
Simak Video "Strategi China Lawan Gempuran Omicron Siluman"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/up)