Nambah Lagi! Kasus Gagal Ginjal Akut DKI Jadi 86 Anak, Ini Gejala Hari ke Hari

Nambah Lagi! Kasus Gagal Ginjal Akut DKI Jadi 86 Anak, Ini Gejala Hari ke Hari

Nafilah Sri Sagita K - detikHealth
Sabtu, 22 Okt 2022 17:15 WIB
Nambah Lagi! Kasus Gagal Ginjal Akut DKI Jadi 86 Anak, Ini Gejala Hari ke Hari
Foto: Getty Images/iStockphoto/Sasiistock
Jakarta -

Terus bertambah, total ada 85 pasien dengan kondisi gangguan ginjal akut misterius di DKI Jakarta. Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta dr Ngabila Salama menyebut 47,55 persen dari kasus yang dilaporkan, meninggal dunia.

"Sampai dengan pagi ini sudah ada 86 kasus terkait dengan gagal ginjal akut, tetapi ini adalah data kumulatif dari Januari 2022 sampai dengan sekarang," ujarnya dikutip dari YouTube Dinkes DKI, Sabtu (22/10/2022).

Laporan kasus gagal ginjal akut DKI mulai tercatat meningkat signifikan sejak Agustus yakni 12 kasus, September 25 kasus, Oktober sejauh ini semakin meningkat yakni 33 pasien. Total kasus lebih banyak dilaporkan pada anak laki-laki yakni 57 pasien, sisanya berjenis kelamin perempuan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jika dirinci berdasarkan usia, pasien terbanyak merupakan balita di bawah lima tahun. Sementara di atas 15 tahun dilaporkan memiliki persentase lebih kecil.

"Kalau kita lihat 5-18 tahun itu cuma 17 kasus, dari 86, artinya 70 kasus, 80 persen itu mengenai balita-balita kita. Bahkan kalau kita lihat banyak terjadi satu sampai dua tahun," katanya.

ADVERTISEMENT

Next: gejala pasien dari hari ke hari

Gejala Hari ke Hari

dr Ngabila menyebut banyak gejala awal yang dikeluhkan terkait infeksi saluran cerna hingga batuk pilek. Keluhan awal terbanyak umumnya meliputi malaise, muntah, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri bagian perut.

"Dari waktu antara ada gejala yang pertama kali sampai dengan tidak ada kencing sama sekali itu sekitar rata-ratanya lima sampai 9 hari, lalu dari gejala sampai dengan rawat inap juga rata sama 5-9 hari," beber dia.

"Artinya ketika anak-anak kita ada yang sudah meminum sirup mungkin selama ini obat, perlu kita lakukan pemantauan sampai dengan 10 hari sampai terakhir minum obat sirup tersebut, itu bentuk antisipasi," sambungnya.

Ketika anak tak kunjung membaik usai diobati, kembali bawa ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan darah. Saat ditemukan indikasi gangguan ginjal ringan, dokter maupun fasilitas kesehatan akan merujuk pasien ke RS, sehingga proses tatalaksana lebih cepat, mencegah tidak perlunya melakukan cuci darah.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video: BPOM Minta Tambahan Anggaran Rp 2,6 T, Tak Mau Kasus Gagal Ginjal Akut Terulang"
[Gambas:Video 20detik]
(naf/kna)

Berita Terkait