Media Jerman Kuliti Dosa Firma Global Soal Penanganan Sampah Plastik

Yudistira Imandiar - detikHealth
Rabu, 02 Nov 2022 15:55 WIB
Foto: shutterstock
Jakarta - Media asal Jerman, Deutsche Welle (DW), menurunkan laporan tentang upaya greenwashing yang dilakukan sejumlah perusahaan multinasional asing terkait penanganan limbah plastik mereka. DW menguliti upaya penanganan limbah plastik sejumlah perusahaan besar yang tak sesuai klaimnya.

Menurut DW, akibat janji kosong itu sampah plastik dari produk yang dipasarkan mengotori alam.

"8 juta ton limbah plastik berakhir di lautan setiap tahun," papar DW dalam laporan dengan headline 'How These Companies Tried to Greenwash Their Plastic Waste' yang dipublikasikan pada 14 Oktober lalu.

DW juga menyinggung iklan komitmen perusahaan multinasional pelaku greenwashing ini sesuai tagline masing-masing.

"Peduli pada lingkungan itu keren," demikian slogan salah satu perusahaan multinasional yang di Indonesia dikenal sebagai market leader terbesar untuk produk air minum dalam kemasan (AMDK) galon dan botol plastik.

"Tapi banyak dari perusahaan ini justru secara konsisten menjadi pemegang rekor polutan plastik terburuk di dunia," cetus DW.

"Mereka semua adalah pemain kunci yang menjadi penyebab masalah sampah terbesar," cecar DW lagi.

Menurut DW, dunia menghasilkan 350 juta ton sampah plastik pada 2019, tapi diperkirakan hanya 9% yang didaur ulang.

"Sebagian besar justru menyampah di lingkungan, sehingga meracuni lautan, tanah dan udara yang kita hirup," demikian ditulis dalam laporan mereka.

DW berkolaborasi dengan tim yang bergabung dalam European Data Journalism Network untuk mencari tahu keseriusan perusahaan dalam menangani limbah plastik, sesuai klaim mereka. Ratusan data perusahaan, website, dan pemberitaan diperiksa untuk mengecek klaim tentang kemasan dan limbah plastik perusahaan.

"Ada 100 komitmen dari 24 perusahaan yang faktanya tidak begitu baik," tulis DW.

DW menyoroti salah satu perusahaan F&B multinasional yang menjadi produsen produk susu, juga dikenal sebagai produsen AMDK botol plastik global. Menurut DW, pada 2009, perusahaan itu menyatakan komitmennya untuk menggunakan 20%-30% botol plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET) hasil daur ulang pada 2011. Tapi, menurut DW, janji itu gagal dipenuhi.

Pada 2014, perusahaan multinasional itu memasang target capaian 25% botol plastik PET mereka dari hasil daur ulang pada 2020, dan janji itu tertunda hampir satu dekade lamanya.

"Komitmen lama juga sudah tak disinggung lagi," singgung DW.

Media yang bermarkas di Bonn, jerman itu menyebut secara global produk AMDK dari perusahaan multinasional tersebut hanya menggunakan 19,8% botol PET dari hasil daur ulang pada 2020. Untuk 2025, mereka punya target baru lagi, yakni menggunakan kemasan plastik PET 100% hasil daur ulang di Eropa dan 50% secara global.

Rendahnya tingkat daur ulang sampah plastik, khususnya di Indonesia, dibenarkan oleh Wawan Some dari Komunitas Nol Sampah.

"Daur ulang di Indonesia sangat rendah, bahkan di dunia pun sangat rendah," sebut Wawan beberapa waktu lalu.

"Selain plastik yang digunakan sangat beragam, masyarakat sendiri tidak pernah melakukan pemilahan langsung dari sumbernya," imbuhnya.



Simak Video "Inovatif! Satpam Ini Sulap Sampah Plastik Jadi BBM"


(ega/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork