Aritmia merupakan gangguan irama jantung karena aliran listrik jantung tidak bekerja secara optimal. Penyakit kardiovaskular ini memiliki beragam jenis sesuai kecepatan detak jantung, seperti takikardia, bradikardia, blok jantung, dan yang paling umum adalah Fibrilasi Atrium (AF). Bila seseorang terkena aritmia jenis AF, ia lima kali lebih berisiko terkena stroke.
Penyebab utama dari aritmia adalah kerusakan struktur jantung yang cukup parah atau dampak dari virus tertentu, misalnya COVID-19. Dalam kasus tertentu, penyakit ini dapat dipicu oleh pengonsumsian alkohol di luar batas normal, kebiasan merokok, meminum kafein dalam jumlah besar, penggunaan obat-obatan tertentu, dan perubahan postur tubuh.
Tanda-tanda Aritmia
Dikutip dari National Health Service (NHS), tanda-tanda aritmia tidak bisa dianggap sepele karena bisa menyebabkan kematian mendadak. Waspadai bila salah satu kondisinya ini muncul:
1. Jantung berdebar
Tanda yang kerap dialami pengidap arimia adalah palpitasi atau jantung berdebar. Selain di dada, kondisi ini bisa menyebar ke leher atau tenggorokan. Meski berlangsung singkat, kondisi ini membuat pengidapnya tidak nyaman dan merusak fokus kerja.
Sebenarnya, palpitasi bukan tanda yang cukup mengkhawatirkan. Jantung berdebar bisa disebabkan oleh hal lain, seperti olahraga berat, kurang tidur, perasaan cemas, pengonsumsia alkohol ataupun kafein. Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga dipicu oleh anemia dan hipertiroid.
2. Pusing
Walaupun keadaanya tidak terlalu serius dan darurat, pusing akan mengakibatkan seseorang kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Hal ini bisa mengakibatkan henti jantung bahkan kematian bila tidak ditangani dengan cepat.
"Henti jantung itu bisa terjadi karena kelainan listrik dari otot jantung atau sering kita sebut aritmia sehingga penanganannya harus cepat dilakukan," tutur dr Titus Kurnia Hariadi, SpJP, FIHA, dokter spesialis jantung dari Rumah Sakit Primaya PGI Cikini saat ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (2/11/2022).
Simak Video "Video: Saran Pakar soal Pemberian Susu Formula untuk Bayi Korban Bencana"
(up/up)