Para ilmuwan mengembangkan vagina dalam bentuk chip yang ditujukan untuk memantau kondisi kesehatan organ reproduksi wanita. Penelitian tersebut mempelajari bagaimana mikroba yang berbeda mempengaruhi kesehatan vagina.
Dalam laporan di jurnal Microbiome, para peneliti menguji bagaimana berbagai obat dan probiotik mengubah komposisi mikrobioma vagina, komunitas mikroorganisme yang hidup di organ tersebut.
"Chip Vagina menawarkan solusi yang menarik untuk mempelajari interaksi inang-mikrobioma dan mempercepat pengembangan perawatan probiotik potensial," kata peneliti dari Wyss Institute for Biologically Inspired Engineering Universitas Harvard, Gautam Mahajan dikutip dari Live Science.
Chip Vagina ini memiliki panjang 2,54 sentimeter yang berisi sel dari dua perempuan. Sel-sel itu dikumpulkan dari lapisan vagina dan dari jaringan yang berada di bawah.
Bagaimana cara kerjanya?
Alat ini ditempatkan di kedua sisi lapisan berpori yang mereplikasi struktur 3D dinding vagina. Peneliti kemudian membiarkan sel-sel tersebut berkembang biak selama lima hari sebelum menambahkan hormon estrogen.
Lalu hormon tersebut akan mengubah gen mana yang "diaktifkan" di jaringan dan memicu produksi lendir, seperti yang akan terjadi secara in vivo.
Dengan perangkat mereka yang lengkap, tim menjalankan beberapa tes dengan bakteri yang biasa ditemukan di vagina, yaitu beberapa strain bakteri Lactobacillus. Penelitian menunjukkan bahwa mikroba ini membentuk lebih dari 70 persen mikrobioma vagina yang sehat.
Para peneliti menemukan bahwa bakteri Lactobacillus berhasil memproduksi asam laktat di dalam Chip Vagina, sehingga menurunkan pH jaringan di dalamnya. Vagina yang sehat biasanya memiliki pH 4,5 atau kurang, artinya bersifat asam, dan keasaman ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit.
Selain itu, menambahkan bakteri Lactobacillus mengurangi jumlah molekul peradangan yang beredar di jaringan.
Setelah menjalankan percobaan dengan bakteri 'baik', tim melakukan hal yang sama dengan bakteri 'jahat', yang berarti bug yang terkait dengan vaginosis bakteri (BV), infeksi vagina umum yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari bakteri tertentu.
Vaginosis bakteri ini meningkatkan risiko penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore, yang keduanya dapat berdampak negatif pada kesuburan di masa depan. Jika berkembang di masa kehamilan, BV meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau berat lahir rendah.
Dokter kesehatan seksual Achyuta Nori mengatakan chip vagina ini dapat membantu para ilmuwan mengembangkan pengobatan baru dan lebih baik untuk BV.
"Ini adalah kesempatan untuk membawa kesehatan wanita ke zaman modern dengan menggunakan teknologi modern," ujar Nori.
Simak Video "Mengenal Teknologi Chip 'Vagina': Fungsi hingga Cara Kerja"
(kna/kna)