Fase Penyembuhan Luka dan Faktor penghambatnya

ADVERTISEMENT

Fase Penyembuhan Luka dan Faktor penghambatnya

Bayu Ardi Isnanto - detikHealth
Rabu, 04 Jan 2023 16:29 WIB
Ilustrasi luka
Foto: Thinkstock
Jakarta -

Secara umum kita kenal empat fase penyembuhan luka, yaitu hemostasis, inflamasi, proliferasi dan pematangan. Fase ini adalah mekanisme alami tubuh untuk menyembuhkan luka, baik karena lecet, robek, tusukan, atau luka bakar.

Pada beberapa kasus, luka memang harus mendapatkan tindakan seperti dijahit. Beberapa obat juga bisa dikonsumsi untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Berikut ini akan kita ulas penjelasan tentang empat fase penyembuhan luka dan faktor yang menghambat.

Fase Penyembuhan Luka

Fase penyembuhan luka ini dibagi menjadi empat tahapan, yaitu dimulai dari penghentian darah sampai akhirnya luka tertutup menjadi bentuk kulit seperti semula. Berikut penjelasannya.

Tahap Hemostasis

Dilansir dari laman Poltekkes Kupang, tahap hemostasis yaitu fase penghentian darah akibat pembuluh darah yang putus atau robek, sehingga darah tidak terus keluar dari bagian yang terluka.

Seketika setelah pembuluh darah robek, dinding pembuluh akan berkontraksi untuk mengurangi aliran darah ke bagian tubuh yang robek. Kemudian akan terbentuk sumbat trombosit untuk menyumbat sobekan pada pembuluh darah.

Seluruh ujung pembuluh darah yang putus akan dipenuhi bekuan. Pembuluh darah kemudian tertutup kembali.

Tahap Inflamasi

Tahap inflamasi terjadi ditandai dengan adanya peradangan. Dilansir jurnal penelitian Universitas Padjadjaran (Unpad), gejala inflamasi yang terjadi antara lain edema, ekimosis, kemerahan, dan nyeri.

Fase ini terjadi karena adanya mediasi oleh sitokin, kemokin, faktor pertumbuhan, dan efek terhadap reseptor. Pada tahap ini juga terjadi fase fagositosis, yaitu masuknya sel fagosit ke dalam luka untuk membunuh bakteri.

Tahap Proliferatif

Dikutip dari penelitian di repository.unair.ac.id, tahap inflamasi berlanjut dengan proliferatif pada hari ke-3 hingga hari ke-21. Pada tahap ini, fibroblast secara cepat mensintesis kolagen dan substansi dasar.

Kemudian muncul lapisan tipis dari sel epitel. Jaringan baru ini disebut jaringan granulasi. Di dalamnya terdapat aliran darah.

Tahap Pematangan

Tahap akhir dari penyembuhan atau pematangan ini disebut juga maturasi yang dimulai hari ke-21 sampai luka sembuh secara sempurna. Pada tahap ini, kolagen baru menyatu, menekan pembuluh darah dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka menjadi rata dan tipis, bahkan kembali seperti semula.

Kondisi yang Menghambat Penyembuhan Luka

Keempat tahapan tadi bisa saja lebih berlangsung lebih lama karena adanya faktor penghambat penyembuhan luka. Dilansir dari materi pembelajaran di repository.unimal.ac.id, secara umum faktor ini dibagi menjadi dua, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.

Faktor intrinsik ini bisa berupa usia, status nutrisi dan hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan, status imunologi, dan penyakit penyerta seperti hipertensi dan diabetes. Sedangkan faktor ekstrinsik di antaranya pengobatan, radiasi, stres psikologis, infeksi, iskemia dan trauma jaringan.

Berikut adalah penjelasan lengkap, seperti dilansir dari Fox News yang dilaporkan oleh kontributor medis, dr Manny Alvarez.

Infeksi

Infeksi terjadi ketika bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka pada jaringan kulit yang rusak. Pada prosesnya, sel darah putih tidak mampu melawan bakteri sehingga terjadi infeksi.

Ciri-ciri terjadi infeksi yaitu kulit sekitar luka menjadi merah, terjadi pembengkakan, rasa nyeri, hingga muncul nanah dan bau busuk. Hal ini antara lain terjadi karena luka disentuh oleh tangan yang kotor, atau bisa juga karena proses pembersihan luka yang tidak sempurna.

Penyakit

Salah satu penyakit yang menghambat penyembuhan luka adalah diabetes melitus. Kandungan gula darah yang tinggi, berdampak negatif terhadap sirkulasi darah dan kerja sistem imun.

Orang dengan penyakit ini juga sulit merasakan sakit pada luka karena saraf yang mengalami kerusakan. Terkadang orang dengan diabetes baru menyadari tubuhnya mengalami luka setelah membesar atau berjumlah banyak.

Asupan Nutrisi

Vitamin A dan C baik untuk penyembuhan tulang. Asupan protein yang cukup juga dibutuhkan sebagai bahan baku untuk memperbaiki luka. Hal ini bisa tercapai karena protein asam amino bisa memiliki peran meregenerasi sel-sel yang rusak. Jika asupan nutrisi kurang, maka bisa menjadi faktor penghambat penyembuhan luka.

Pengaruh Obat

Efek samping dari obat-obatan yang Anda konsumsi juga bisa menjadi penyebab luka di tubuh tak kunjung sembuh. Misalnya obat kemoterapi dan radioterapi yang berdampak pada sistem imun yang terganggu.

Obat antibiotik memang bisa membunuh bakteri yang menyerang tubuh. Tetapi antibiotik juga sekaligus membunuh bakteri baik sehingga risiko infeksi pada luka dapat meningkat.

Selain itu, obat antiradang juga bisa mengganggu proses penyembuhan luka. Seperti dijelaskan di atas, ada fase inflamasi atau peradangan yang membantu penyembuhan luka.

Sirkulasi Darah

Sirkulasi darah yang tidak lancar akan menghambat sel darah merah melakukan tugasnya dalam proses penyembuhan luka. Kondisi ini sering terjadi pada orang dengan penyakit seperti diabetes, penyumbatan arteri, penyempitan pembuluh darah, penggumpalan darah, hingga obesitas.

Ulkus Kulit

Ulkus kulit atau yang biasa disebut eksim basah, yaitu luka yang disebabkan oleh tekanan berlebih. Misalnya ketika seseorang hanya bisa berbaring tempat tidur dalam waktu yang lama.

Maka akan terjadi tekanan pada bagian tubuh yang bersentuhan langsung dengan kasur, sehingga muncul luka. Luka ini bisa sembuh sendiri atau membutuhkan pengobatan jika kondisinya parah.

Minum Alkohol

Alkohol dapat mengurangi sel darah putih pada tubuh. Padahal sel darah putih berperan besar untuk melawan infeksi. Jika terjadi infeksi, tentu luka akan semakin lama sembuh.

Stres

Pakar perawatan luka, dr Adisaputra Ramadhinara, CWSP, FACCWS, mengatakan luka lebih sulit sembuh jika pasien merasa stres. Stres akan membuat tubuh memproduksi dua hormon, yaitu adrenalin dan kortisol.

"Stres akan merangsang aktivitas saraf simpatis. Akibatnya, tubuh akan memproduksi adrenalin dan kortisol. Dua hal ini dapat memperlambat proses penyembuhan luka," kata dr Adi, dalam temu media di Hotel Gran Mahakam, Jl Mahakam, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2015).

Ketika stres, maka adrenalin meningkat dan membuat pembuluh darah menyempit. Sedangkan kortisol menghambat pergerakan sel fibroblas serta jaringan lain untuk melakukan regenerasi.

Nah, itulah tadi tahapan penyembuhan luka yang dimulai dari hemostasis hingga maturasi. Proses penyembuhan luka bisa terhambat karena banyak faktor yang telah disebutkan tadi. Maka hal-hal tersebut harus Anda waspadai jika sedang mengalami luka.



Simak Video "Cara Perawatan Luka agar Tak Meninggalkan Bekas di Kulit"
[Gambas:Video 20detik]
(bai/fds)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT