Karenanya, beredar rumor anak tidak perlu terlalu dilarang jajan sembarangan. Benarkah demikian?
"Guyon itu tidak benar, kalau makanan anak kan berkembang, enzim-enzim tidak sempurna," ungkap dr Muzal meluruskan anggapan tersebut, dalam konferensi pers IDAI Selasa (17/1/2023).
Menurutnya, jika anak terbiasa mengonsumsi makanan yang minim gizi, ada beragam risiko yang mengintai. Terlebih, pada kelompok usia balita, ada makanan tertentu yang tidak bisa diproses dengan baik terutama zat-zat berbahaya, apalagi pengawet dan pewarna.
"Misalnya anak tiga tahun kan (makanannya) menyerupai dewasa ya, di bawah usia itu belum dewasa, apalagi ada zat-zat tertentu berbahaya," lanjut dia.
Umumnya, saluran cerna bisa memilah mana yang bisa diambil dan tidak. Sementara usus kelompok usia di bawah tiga tahun belum optimal dalam proses pencernaan tersebut.
dr Muzal mengimbau orang tua untuk membekali anak dengan makanan sehat sembari memerhatikan asupan karbohidrat dan protein yang seimbang. "Kalau bisa ada buahnya, ada susunya," pinta dia.
Baca juga:
Simak Video "Video Mitos atau Fakta: Perlukah Minum Oseltamivir Saat Kena Flu?"
(naf/vyp)