Kasus varian 'kraken' atau subvarian COVID-19 XBB.1.5 telah ditemukan di Indonesia. Kasus pertama ini berasal dari warga negara Polandia yang tiba di Indonesia pada 6 Januari 2023.
Diketahui, WN Polandia itu sempat menginap di sebuah hotel di DKI Jakarta dan melanjutkan perjalanan ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Namun, saat melakukan tes PCR pada 11 Januari, ia dinyatakan positif terinfeksi varian 'kraken' tanpa gejala.
Epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia juga mengungkapkan varian XBB.1.5 atau 'kraken' ini masih bisa menyebabkan infeksi dan reinfeksi. Namun, mungkin saja orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala atau bergejala ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Potensi dia (varian 'kraken') menyebabkan infeksi dan reinfeksi ada, bahkan kemungkinannya besar. Tapi dalam konteks di Indonesia saat ini, infeksi dan reinfeksi akan banyak yang tidak bergejala atau sebagiannya bergejala ringan," jelas Dicky dia kepada detikcom, Kamis (26/1/2023).
Meski begitu, varian 'kraken' ini bisa menyebabkan dampak yang serius pada kelompok berisiko, seperti lansia, ibu hamil, dan orang dengan penyakit komorbid. Terlebih jika dengan kondisi:
- Belum divaksinasi booster
- Mengalami infeksi berulang lebih dari dua kali
Menurut Dicky, orang yang telah mengalami reinfeksi lebih dari dua kali dapat mengalami keparahan hingga long COVID yang bisa bertahan selama berbulan-bulan. Bahkan, kondisi itu bisa memicu munculnya penyakit yang sebelumnya tidak diderita pasien, seperti diabetes, hipertensi, hingga masalah neurologis.
"Bahkan potensi kelompok resiko tinggi ini mengalami kematian tetap ada walaupun jauh lebih kecil dibanding subvarian atau varian sebelumnya. Karena adanya modal imunitas yang walaupun sudah kurang," kata Dicky.
"Tetapi, risko long COVID atau menetapnya sejumlah gejala COVID-19 dalam waktu yang lama akan jauh lebih besar," pungkasnya.
NEXT: Bisakah Varian 'Kraken' Memicu Kenaikan Kasus Lagi?
Akankah Picu Kenaikan Kasus?
Menurut Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) sekaligus spesialis paru RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K) mengatakan lonjakan varian Kraken awalnya terjadi di Amerika Serikat. Varian ini menular lebih cepat dibandingkan varian-varian Corona sebelumnya.
Maka dari itu, dr Erlina menyarankan agar masyarakat segera mendapatkan vaksin booster kedua. Meski tidak menjamin bisa terhindar dari COVID-19, setidaknya ini dapat menekan gejala berat yang disebabkan virus Corona.
"Karakteristik virus ini adalah sangat-sangat mudah menular. Jauh lebih mudah dibandingkan dengan varian apa pun yang ada. Tapi gejala atau keluhannya memang ringan saja, bahkan sebagian besar tidak keluhan," ungkap dr Erlina dalam konferensi pers, Rabu (25/1/2023).
"Vaksinasi bukan satu-satunya. Tetap (lakukan) protokol kesehatan, meningkatkan sistem imun karena sesungguhnya ini adalah penurunan keseimbangan dan sistem imun dan keganasan virus," pungkasnya.
Simak Video "Video Pakar: Flu Burung Picu Pandemi yang Lebih Parah Dibanding Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)











































