Meski demikian jumlah anak-anak yang mengalami stunting masih tinggi. Pada tahun 2022, anak usia 12-23 bulan yang mengalami stunting naik ke angka 973 ribu dibandingkan tahun sebelumnya di angka 500 ribu pada usia yang sama.
"Kita ingin melaporkan, bahwa prevalensi stunting turun tapi ada kewaspadaan atau perhatian supaya masyarakat memperhatikan," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Maria Endang Sumiwi dalam konferensi pers, Jumat (27/1/2023).
Jika dilihat berdasarkan provinsi angka stunting tertinggi berada di Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni 35,3 persen, sementara Bali tercatat sebagai provinsi dengan angka stunting terendah yakni 8 persen.
- Nusa Tenggara Timur: 35,5 persen
- Sulawesi Barat: 35,0 persen
- Papua: 34,6 persen
- Nusa Tenggara Barat: 32,7 persen
- Aceh: 31,2 persen
- Papua Barat: 30 persen
- Sulawesi Tengah: 28,2 persen
- Kalimantan Barat: 27,8 persen
- Sulawesi Tenggara: 27,7 persen
- Sulawesi Selatan: 27,2 persen
Simak Video "Video: Protein Hewani Jadi Kunci Penanganan Stunting"
(kna/up)