Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan Indonesia harus berfokus pada penanganan empat jenis penyakit mematikan. Pasalnya di samping fatalitasnya, keempat penyakit ini diyakini memakan biaya paling besar pada BPJS Kesehatan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha menjelaskan, keempat penyakit yang dimaksud yakni penyakit jantung, kanker, stroke dan penyakit ginjal.
"Kita harus berkonsentrasi di empat penyakit yang mematikan dan belanja BPJS nya tinggi (yaitu) jantung, cancer, stroke dan ginjal. Jadi kita ingin semua rumah sakit nanti di kabupaten kota, provinsi, dan juga pusat itu bisa melakukan pelayanan tersebut. Kalau sekarang kan orang sakit jantung di NTT harus ke Jakarta," ungkapnya saat ditemui di acara Diskusi Publik menuju 10 Tahun Program JKN, Jakarta Pusat, Senin (30/1/2023).
Nantinya, setiap rumah sakit di kabupaten atau kota dan provinsi menyediakan layanan pengobatan penyakit sesuai kapasitas yang telah ditentukan. Jika pasien memerlukan penanganan tertentu yang tidak tersedia di daerah, barulah pasien akan dirujuk ke pusat yakni Jakarta.
"Misalnya jantung kalau di kabupaten/kota ya pasang ring sama minum obat misalnya. Kalau dia bedah jantung ke provinsi. Lalu ada complicated ya ke Jakarta. Nggak semuanya langsung ke Jakarta. Tapi rumah sakitnya," ungkap Kunta lebih lanjut.
Ditargetkan, pelayanan keempat penyakit tersebut bakal mulai tersedia di semua provinsi RI pada 2024. Sedangkan di kabupaten dan kota ditargetkan bakal tercapai 50 persen di 2024 kemudian 100 persen pada 2027.
Simak Video "Rumah Sakit di Indonesia yang Terapkan KRIS BPJS Kesehatan"
[Gambas:Video 20detik]
(vyp/naf)