Suami Bisa Cek Gejala Kanker Payudara Istri, Begini Caranya Kata Dokter

Salah satu narasi yang sering terdengar terkait kesehatan payudara adalah semakin sering payudara diremas, semakin besar ukuran payudara. Rupanya, dokter memang menganjurkan para suami untuk sering-sering meremas payudara istrinya.

Namun bukan untuk membesarkan ukuran, melainkan untuk mengecek ada atau tidaknya tumor dan risiko kanker payudara.

"Ukuran payudara itu tergantung dari tebalnya lemak yang ada di atas, kemudian banyaknya kelenjar payudara di bawahnya, bentuk dada kita apakah kita membusung atau dadanya datar, itu yang mempengaruhi ukuran payudara," terang spesialis bedah plastik dr Sara Ester Triatmoko, SpBP-RE(K) dari RSUP Fatmawati saat ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

Faktanya, payudara wanita tidak akan membesar meski sering diremas. Namun menurut dr Sara, meremas payudara memiliki fungsi lain yakni membantu memperlancar aliran darah.

"Meremas-remas itu tidak menimbulkan payudara menjadi lebih besar atau lebih kecil. Tapi, meremas itu sebenernya memperbaiki aliran darah. Jadi kalau aliran darahnya baik, tentunya akan lebih sehat. Bayangin saja kalau kulit muka kita facial, aliran darahnya baik, kan lebih glowing lebih sehat," jelasnya.

Suami Bisa Cek Tumor di Payudara Istri

Menurut dr Sara, meremas payudara bisa menjadi salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya tumor di area payudara. Maka dari itu, ia menyarankan para suami untuk rajin-rajin meremas payudara istrinya.

"Kadang-kadang meremas payudara itu membuat kita sensitif terhadap adanya benjolan, bahkan ada yang komentar, kadang-kadang 'wah punya suami tapi suaminya kok bisa nggak mendeteksi benjolan sudah sebesar itu', jadi memang kalau kita hidup berumah tangga, bagus gitu melakukan peremasan payudara, di-massage, diperiksa, tiap mandi gitu ya," bebernya.

"Suami-suami remaslah payudara istrimu, supaya kalau ada benjolan tahu, supaya kalau ada bengkak bisa cepat hilang, karena melakukan peremasan itu akan memperbaiki aliran darah ke daerah tersebut," pungkas dr Sara.