Khawatirnya Pakar China Imbas Banyak Anak Muda Ogah Punya Anak, Picu Resesi Seks

Khawatirnya Pakar China Imbas Banyak Anak Muda Ogah Punya Anak, Picu Resesi Seks

Vidya Pinandhita - detikHealth
Senin, 13 Feb 2023 10:29 WIB
Khawatirnya Pakar China Imbas Banyak Anak Muda Ogah Punya Anak, Picu Resesi Seks
Ilustrasi warga China. (Foto: AP/Andy Wong
Jakarta -

China kini diterpa resesi seks, yakni penurunan populasi imbas warganya enggan mempunyai anak. Pakar keluarga berencana di China menegaskan, negara tersebut harus meningkatkan insentif bagi masyarakatnya. Yakni, untuk meningkatkan angka kelahiran karena populasi yang terus merosot bakal mengancam ekonomi terbesar di dunia.

Populasi China Daratan turun 850.000 jiwa tahun lalu. Pemerintah menyebut, angka tersebut menunjukkan penurunan pertama sejak 1961. Akibatnya, China bakal dibalap oleh India sebagai negara dengan penduduk terbanyak di dunia.

Wakil direktur Asosiasi Keluarga Berencana China, Wang Pei'an, menegaskan diperlukan lebih banyak insentif terkait pekerjaan, perawatan medis, jaminan sosial, dan perumahan yang dapat mendorong orang untuk tertarik membangun keluarga. Hal itu disampaikannya do Forum China dan Pembangunan ketiga di Beijing, mengacu pada tren yang berkembang di kalangan generasi muda yang ogah memiliki anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, pemerintah China memberlakukan kebijakan satu anak pada keluarga di sebagian besar negara antara tahun 1980 dan 2015. Namun lantaran sekarang populasinya justru merosot, pihak berwenang berusaha keras untuk menopang angka kelahiran.

Pejabat kesehatan menyoroti besarnya kekhawatiran warga China akan pengeluaran, serta banyaknya wanita yang lebih memilih untuk berfokus kepada karir dibandingkan berkeluarga.

ADVERTISEMENT

Sebuah survei pada 2021 menunjukkan persentase wanita yang tidak pernah memiliki anak melonjak hingga hampir 10 persen pada tahun 2020 dari 6,1 persen pada tahun 2015.

"Di China, tingkat perlindungan ibu hamil masih sangat rendah," kata Wang, dikutip dari Reuters, Senin (13/2/2023). Sembari ia menegaskan, tanpa upaya menumbuhkan kebutuhan untuk menikah dan memiliki anak, akan sangat sulit untuk meningkatkan tingkat kesuburan di China.

Wang merujuk pada survei tahun 2021 oleh Pusat Penelitian Kependudukan dan Pembangunan China. Dari data tersebut terlihat, kurang dari 70 persen wanita di bawah usia 35 tahun terpikir bahwa hidup akan lengkap jika memiliki anak.




(vyp/kna)

Berita Terkait