Penyakit gagal jantung atau heart failure merupakan salah satu kondisi otot jantung tidak mampu memompa darah dengan baik. Kondisi ini menyebabkan pengidapnya mengalami sesak napas akibat penumpukan darah pada paru-paru.
Sebelum terjadi, otot jantung mengalami pembesaran yang biasa disebut dengan pembengkakan jantung. Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan, dr Ignatius Yansen NG, SpJP (K), FIHA, FAsCC, faktor utama pemicu gagal jantung yaitu hipertensi atau darah tinggi.
"Pembengkakan jantung itu karena itu kelainan di otot jantung, jadi lemah pompa jantungnya. Sebagian besar gara-gara darah tinggi, faktor risiko nomor satu," ungkap dr Yansen ditemui detikcom di Kopi Lima Detik Cikajang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (27/2/2023).
Berdasarkan data dari RS Harapan Kita yang dituturkan oleh dr Yansen, 31 persen masyarakat Indonesia mengalami hipertensi. Dari angka tersebut, hanya 30 persen yang pergi ke dokter.
"Dan dari yang ke dokter itu yang terkontrol berapa? Cuma 30 persennya," ujar dr Yansen.
Meski demikian, gagal jantung juga bisa disebabkan oleh faktor lain, seperti:
- Katup jantung bermasalah (bocor atau menyempit)
- Memiliki riwayat serangan jantung
- Penyakit jantung koroner
dr Yansen menuturkan, 90 persen penyakit jantung koroner bisa dicegah dengan melalui medical check up atau pemeriksaan kesehatan. Hal ini untuk mengetahui faktor risiko yang dapat memicu penyakit jantung koroner.
Dituturkan dr Yansen, berikut adalah cara mencegah faktor risiko penyakit jantung koroner:
- Menjaga gula darah
- Menjaga tekanan darah
- Menjaga kolesterol
- Tidak merokok
- Tidak mengonsumsi alkohol.
Sementara itu, faktor risiko penyakit jantung yang tidak dapat dicegah seperti:
- Usia
- Genetik
"Makanya kalau sebelum 70 tahun kita terkena serangan jantung, itu kesalahan kita," tutur dr Yansen.
Simak Video "Video: Tingginya Angka Kematian Penyakit Jantung Rematik, Kalahkan Malaria"
(hnu/naf)