Baru-baru ini, istilah 'stroke kuping' viral di media sosial Twitter. Hal ini dikarenakan komedian Kiky Saputri menulis cuitan yang menceritakan mertuanya pernah mengidap stroke kuping. Namun, setelah berobat ke Singapura, dokter mengatakan itu hanya flu biasa yang membuat telinga bindeng.
Memang bukan 'stroke' sesungguhnya seperti yang dikenal dalam dunia medis, 'stroke kuping' merupakan istilah awam untuk kondisi yang disebut sudden sensorineural hearing loss (SSHL). Beberapa menyebutnya sudden deafness alias ketulian mendadak.
Dalam keseharian, kondisi seperti ini beneran terjadi. Seorang survivor 'stroke kuping', Gagah Wijoseno, berbagi kisahnya ketika ia mengalami penyakit tersebut. Bermula pada tahun 2014, ia mengalami penurunan pendengaran di telinga sebelah kanan secara tiba-tiba.
"Biasa gue kegiatan jam 12 malam, bangun jam 4 pagi. Gue berangkat ke kantor pakai helm, itu udah kayak kebas (mati rasa) di sebelah kanan. Sampai di kantor makin parah. Pendengarannya makin hilang. Di sebelah ada kawan ngomong udah nggak kedengeran. Jadi kalau mau dengar harus gini (mendekatkan telinga ke lawan bicara)," cerita Gagah kepada detikcom, Rabu (8/3/2023).
Ia merasa kondisi fisiknya sangat baik sebelumnya. Tidak ada demam atau pusing. Semakin sore, Gagah merasa telinganya kebas. Ia memutuskan langsung ke dokter THT sepulang bekerja.
"Kata dokter 'bisa dibilang stroke kuping, Mas.' Istirahat bed rest 2 minggu. Obatnya cuma istirahat doang," ungkapnya.
Sejujurnya, ia bingung ketika dokter menyuruhnya istirahat beberapa pekan. Pasalnya, tahun tersebut adalah momen menjelang Pemilu sehingga sebagai wartawan, Gagah harus tetap bekerja. Ia pun bernegosiasi dengan dokter agar waktu istirahatnya dikurangi.
"Dokter kembalikan lagi ke kita. Terserah saja, tapi kualitas hidup Anda menurun," kata Gagah. Ia mengaku malu karena tidak bisa mendengar suara dengan jelas di sekitarnya.
Gagah pun mencoba berobat ke dokter lain sebagai pilihan kedua. Ia berobat ke spesialis THT di Rumah Sakit dr Cipto Mangunkusumo (RSCM). Ternyata dokter di sana juga menyarankan untuk istirahat selama 2 minggu. Dokter mengatakan saraf-saraf di telinga mati.
"Dokter bilang saraf-saraf di telinga mati. Makanya dibilang kayak stroke. Katanya sih karena kecapean."
Gagah yang saat itu berusia 32 tahun pun akhirnya istirahat selama tiga hari. Kala itu, dia tidak melakukan banyak aktivitas untuk memulihkan kondisinya.
Beberapa hari setelahnya, keluhan di kuping mulai berkurang. Namun sampai sekarang, fungsi pendengarannya tak lagi sama seperti sebelumnya.
"Kalau telinga gue sudah ada tanda-tanda kebas, gue istirahat sih. Horor banget kalau kena stroke kuping tuh. Masih ada sisanya, jadi ada beberapa area yang memang mati rasa gitu," pungkasnya.
NEXT: Bukan 'stroke' sesungguhnya
(up/up)