Bukan gegara Lab Bocor, Ilmuwan Sebut Asal-usul Corona dari Rakun di Pasar Wuhan

Averus Kautsar - detikHealth
Senin, 20 Mar 2023 08:00 WIB
Bukan gegara Lab Bocor, Ilmuwan Sebut Asal-usul Corona dari Rakun di Pasar Wuhan (Foto: AP Photo/Andy Wong)
Jakarta -

Data asal-usul COVID baru menunjukkan pandemi yang terjadi berkaitan dengan anjing rakun yang ada di pasar Wuhan. Sampel dikumpulkan dari permukaan pasar makanan laut Huanan di Wuhan setelah kasus pertama COVID-19 yang ditemukan pada 2019.

Ilmuwan internasional yang memeriksa data genetik menemukan dugaan bahwa pandemi COVID tersebut berasal dari hewan, bukan laboratorium. Pakar-pakar lain juga belum memverifikasi analisis mereka soal bagaimana virus corona pertama kali membuat orang sakit.

"Data ini tidak memberikan jawaban pasti tentang bagaimana pandemi dimulai, tetapi setiap data penting untuk mendekatkan kita ke jawaban itu," Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dikutip dari NBC News, Senin (20/3/2023).

Tedros juga memberikan kritik pada China karena tidak membagikan informasi genetik lebih cepat.

"Data ini dapat dan seharusnya dibagikan tiga tahun lalu," ucapnya lagi.

Tedros mengatakan bahwa data urutan genetik itu sempat diunggah ke database virus publik terbesar di dunia pada akhir Januari oleh para ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China. Namun, data tersebut sudah dihapus dari database.

Awalnya, seorang ahli biologi Prancis secara tidak sengaja menemukan informasi tersebut saat menjelajahi database. Setelahnya, data tersebut dibagikan pada sekelompok ilmuwan di luar China untuk mengetahui asal-usul virus corona.

Data urutan genetik yang diketahui positif virus corona menunjukkan adanya kandungan materi genetik dari anjing rakun yang menunjukkan hewan tersebut sudah pernah terinfeksi virus corona.

"Ada peluang bagus bahwa hewan yang menyimpan DNA itu juga menyimpan virusnya," kata Stephen Goldstein, ahli virologi di Universitas Utah yang terlibat dalam analisis data.

Ahli epidemiologi dan anggota pendiri Kantor Pusat Pengendalian Penyakit AS di China Ray Yip mengatakan bahwa temuan baru itu belum pasti, namun signifikan.




(avk/vyp)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork