Hari Tuberkulosis Sedunia diperingati setiap tahunnya pada tanggal 24 Maret. Momentum ini diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit ini dan berupaya untuk mengakhirinya. Penyakit tuberkulosis masih menghantui masyarakat dunia. Penyakit ini bahkan menjadi penyebab kematian ke-13 dan penyakit menular kedua setelah COVID-19.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2021, penyakit ini telah menyebabkan 1,6 juta orang di dunia meninggal. Sementara itu, Indonesia menempati urutan kedua di dunia yang memiliki kasus TBC tertinggi setelah India. Di Indonesia terdapat 824.000 kasus TBC.
Tuberkulosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering menyerang paru-paru. TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan dicegah. Adapun penyakit ini juga dapat menyebar dari orang ke orang melalui udara. Ketika pengidap TBC paru batuk, bersin, atau meludah mereka dapat menyebarkan kuman TBC ke udara.
Mereka yang terinfeksi bakteri TBC memiliki risiko seumur hidup 5-10 persen jatuh sakit dengan penyakit ini. Orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti pengidap HIV, kekurangan gizi, diabetes, atau pengguna tembakau memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit tersebut.
Tanda awal dari penyakit ini adalah batuk, demam, keringat malam, atau penurunan berat badan yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Gejala yang terlihat ringan ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam mencari perawatan dan mengakibatkan penularan bakteri ke orang lain.
Risiko infeksi TBC dapat dikurangi dengan menggunakan beberapa tindakan pencegahan, seperti:
1. Ventilasi yang baik
TBC dapat bertahan di udara selama beberapa jam. Karenanya, penting untuk memiliki sirkulasi udara yang baik.
2. Cahaya alami
Sinar UV dapat membunuh bakteri TBC.
3. Menjaga kebersihan
Menutup mulut atau hidung saat batuk atau bersin dapat mengurangi penyebaran TBC. Selain itu, baik pula untuk menggunakan masker.
4. Menjaga sistem kekebalan
Memiliki sistem kekebalan tubuh yang sehat adalah bentuk perlawanan terbaik melawan TBC. 60 persen orang dewasa dengan sistem kekebalan yang sehat dapat membunuh bakteri TBC sepenuhnya.
Tema Hari Tuberkulosis Sedunia 2023
Tema Hari TBC Sedunia 2023 adalah Ya! Kita bisa mengakhiri TB! Tema ini diusung untuk menginspirasi harapan dan mendorong pemerintah, meningkatkan investasi, dan menerima rekomendasi WHO yang lebih cepat, adopsi inovasi, percepatan tindakan, dan kolaborasi multisektoral untuk memerangi epidemi TBC.
Hari TBC Sedunia ini akan mendesak negara-negara untuk meningkatkan kemajuan menjelang Pertemuan Tingkat Tinggi PBB tahun 2023 tentang TBC. WHO, bersama para mitranya, juga mengeluarkan seruan untuk negara-negara anggota supaya mempercepat peluncuran pengobatan baru yang direkomendasikan WHO untuk TBC yang resisten terhadap obat.
Sejarah Hari Tuberkulosis Sedunia
Hari Tuberkulosis Sedunia pertama kali diusung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyebarkan pengetahuan dan kesadaran akan tuberculosis, penyakit menular yang membunuh jutaan orang tiap tahun. Penyakit ini dapat disembuhkan, tetapi sering kali tidak terdeteksi selama bertahun-tahun sehingga penting untuk menyebarkan kesadaran.
WHO memilih tanggal 24 Maret sebagai Hari TBC Sedunia untuk memperingati hari ketika Dr Robert Koch menemukan bakteri penyebab TB pada tahun 1882.
Twibbon Hari Tuberkulosis Sedunia 2023
Untuk meningkatkan kepedulian terhadap penyakit TBC, masyarakat bisa menyebarkan informasi aktual dan terkait pencegahan penyakit ini. Selain itu, masyarakat juga bisa berempati kepada mereka yang mengidap penyakit TBC dengan mengunggah foto menggunakan twibbon berikut:
- Twibbon 1: https://twb.nz/wtbd2023
- Twibbon 2: https://twb.nz/tuberculosisdaysixtam
- Twibbon 3: https://twb.nz/iditimikaforwtd2023
- Twibbon 4: https://twb.nz/twibbonhtbs2021
Simak Video "Video: PR Dinkes Jakarta Temukan 70 Ribu Kasus TBC hingga Akhir 2025 "
(suc/suc)