Kasus kanker tenggorokan merebak di Amerika Serikat dan Inggris. Ahli meyakini, kondisi tersebut dipicu oleh aktivitas seks oral. Terutama, pada orang-orang yang sering bergonta-ganti pasangan seks oral.
"Selama dua dekade terakhir, telah terjadi peningkatan pesat dalam kanker tenggorokan di Barat, sampai-sampai beberapa orang menyebutnya sebagai epidemi," beber Profesor di Institute of Cancer and Genomic Sciences di University of Birmingham, Hisham Mehanna, dikutip dari The Independent, Sabtu (29/4/2023).
American Cancer Society mencatat, kasus kanker orofaring terkait HPV, sejenis kanker tenggorokan, meningkat setiap tahun sebesar 1,3 persen pada wanita dan 2,8 persen pada pria dari 2015 hingga 2019. Kemudian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) memperkirakan, 70 persen kanker orofaringeal yang mempengaruhi amandel, pangkal lidah, dan belakang tenggorokan disebabkan oleh infeksi HPV di AS.
Berikut sejumlah fakta terkait merebaknya penyakit kanker tenggorokan berkaitan dengan aktivitas seks oral:
Imbas Penularan HPV
Mehanna menjelaskan, kasus kanker tenggorokan yang merebak di AS dan Inggris saat ini berkaitan dengan penularan human papillomavirus (HPV). Virus ini dikenal sebagai pemicu penyakit kanker serviks pada wanita.
CDC mencatat, hampir semua pria dan wanita yang aktif secara seksual pernah memiliki virus tersebut selama hidup. HPV adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang paling umum, mempengaruhi sekitar 42 juta orang di AS.
Umumnya, infeksi virus ini tidak berbahaya dan bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pada beberapa kasus, virus ini dapat menyebabkan kanker serviks atau orofaringeal.
"Namun, sejumlah kecil orang tidak dapat menghilangkan infeksi, mungkin karena cacat pada aspek tertentu dari sistem kekebalan mereka," beber Mehanna.
"Pada pasien tersebut, virus dapat bereplikasi terus menerus, dan seiring waktu berintegrasi pada posisi acak ke dalam DNA inang, beberapa di antaranya dapat menyebabkan sel inang menjadi kanker," sambungnya.
NEXT: Semakin Banyak Pasangan Seks, Semakin Besar Risiko Kanker
Simak Video "Video: Saran Dokter Setelah Berhubungan Suami Istri di Bulan Ramadan"
(vyp/vyp)