Hari Asma Sedunia 2023: Sejarah, Gejala, dan Penyebabnya

Hari Asma Sedunia 2023: Sejarah, Gejala, dan Penyebabnya

Dinda Zahra Ghaisani Usdi - detikHealth
Selasa, 02 Mei 2023 12:51 WIB
Hari Asma Sedunia 2023: Sejarah, Gejala, dan Penyebabnya
Hari asma sedunia 2023. (Foto ilustrasi: Getty Images/iStockphoto/catinsyrup)
Jakarta -

Hari asma sedunia jatuh pada hari ini, Selasa, 2 Mei 2023. Momentum ini diselenggarakan hari Selasa pertama bulan Mei tiap tahunnya oleh Global Initiative for Asthma (GINA). Asma menjadi penyakit yang diidap jutaan orang di seluruh dunia. Oleh karenanya, hari asma sedunia diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran akan penyakit ini.

Pada tahun ini, GINA mengangkat tema 'Asthma care for All' atau perawatan asma untuk semua. Tema ini dipilih untuk mendorong pengembangan dan implementasi program manajemen asma yang efektif di semua negara.

Sebagian besar beban morbiditas dan mortalitas asma terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah. Maka dari itu, melalui tema ini GINA berusaha untuk mengurangi beban ini dengan mendorong para pemimpin perawatan kesehatan untuk memastikan ketersediaan dan akses ke obat-obatan yang efektif dan terjamin kualitasnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah Hari Asma Sedunia

Hari asma sedunia pertama kali ditetapkan pada tahun 1998 oleh Global Initiative for Asthma (GINA), sebuah organisasi kolaboratif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang didirikan pada tahun 1993. Momentum ini diselenggarakan untuk mendorong kesadaran asma sebagai kondisi yang semakin meningkat.

Mengenal Asma

Asma adalah jenis penyakit yang ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran pernapasan yang mengakibatkan sesak. Selain membuat sulit bernapas, asma juga bisa menimbulkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada.

ADVERTISEMENT

Asma menjadi salah satu jenis penyakit yang paling banyak diidap oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan tahun 2020, jumlah pengidap asma di Indonesia sebanyak 4,5 persen dari total jumlah penduduk Indonesia atau sebanyak 12 juta lebih.

Seseorang yang mengidap asma akan memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Ketika paru-paru teriritasi akibat zat pemicu, seperti asap rokok, debu, dan bulu binatang, maka otot-otot saluran pernapasan pengidapnya akan menjadi kaku dan sempit.

Gejala Asma

Gejala asma bervariasi dari orang ke orang. Seseorang mungkin jarang mengalami serangan asma dan memiliki gejala hanya pada waktu tertentu seperti saat berolahraga atau memiliki gejala sepanjang waktu.

Tanda dan gejala asma meliputi:

  • Sesak napas
  • Sesak atau nyeri dada
  • Mengi saat menghembuskan napas, yang merupakan tanda umum asma pada anak-anak
  • Kesulitan tidur yang disebabkan oleh sesak napas, batuk, atau mengi
  • Serangan batuk atau mengi yang diperparah oleh virus pernapasan, seperti pilek atau flu

Penyebab Asma

Penyakit ini belum diketahui penyebabnya. Namun, asma bisa timbul karena kombinasi faktor lingkungan dan faktor keturunan.

Terdapat beberapa risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengidap asma, di antaranya:

  • Riwayat keturunan asma
  • Memiliki kondisi alergi lain, seperti dermatitis atopik atau demam
  • Kelebihan berat badan
  • Merokok
  • Terkena paparan asap rokok
  • Terkena paparan asap knalpot atau jenis polusi lainnya
  • Terkena paparan pemicu saat bekerja, seperti bahan kimia yang digunakan dalam pertanian, tata rambut, dan manufaktur

Asma bisa menyerang semua orang tanpa mengenal usia. Biasanya, penyakit ini dimulai sejak masa kanak-kanak atau bisa juga setelah dewasa karena beberapa faktor, seperti obesitas, stres yang berlebih, dan pola hidup dan lingkungan yang tidak sehat.

Meskipun hingga kini penyakit asma belum bisa disembuhkan, tetapi dengan kontrol dan pengobatan yang tepat, pengidap asma bisa menjalankan aktivitas secara normal dan memiliki harapan hidup yang tinggi.




(suc/suc)

Berita Terkait