3 Fakta Arkeolog Batuk Darah-Halusinasi usai Buka Makam Mumi, Bukan gegara Kutukan

3 Fakta Arkeolog Batuk Darah-Halusinasi usai Buka Makam Mumi, Bukan gegara Kutukan

Averus Kautsar - detikHealth
Minggu, 14 Mei 2023 20:31 WIB
3 Fakta Arkeolog Batuk Darah-Halusinasi usai Buka Makam Mumi, Bukan gegara Kutukan
Mumi mesir kuno. (Foto: REUTERS/MOHAMED ABD EL GHANY)
Jakarta -

Ramy Romany seorang arkeolog dan ahli mesir kuno menceritakan pengalamannya sakit batuk darah hingga halusinasi parah setelah membuka makam mumi. Kejadian tersebut terjadi pada tahun 2019 ketika ia mendatangi sebuah makam di kota Amarna yang sudah bertahun-tahun tak disentuh.

Beberapa jam berselang, Ramy mengaku merasa tak enak badan ketika melakukan perjalanan pulang ke Kairo. Bahkan pada keesokan harinya, Ramy juga mengalami demam tinggi hingga 42 derajat celcius dan mengalami gejala lain.

Kejadian tersebut lantas menggemparkan banyak orang. Tak sedikit netizen yang mengaitkan kejadian tersebut dengan kutukan mumi mesir kuno. Lantas bagaimana faktanya? Simak berikut ini.

Penelusuran Makam Firaun

Ketika menelusuri makam Firaun, Ramy bercerita bahwa timnya dipandu oleh warga lokal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika kami mengambil gambar di sana, kami pergi ke sebuah makam yang belum pernah dibuka selama bertahun-tahun. Ketika membuka makam, warga sempat menjauh terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada ular atau kutukan," ucap Ramy dikutip dari Daily Mail, Minggu (14/5/2023).

"Kami tidak percaya dengan kutukan. Kami langsung saja menuruni tangga. Makam tersebut tak berujung, kami terus turun, dan begitu berdebu. Saya menghirup semuanya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Semenjak penelusuran tersebut, Ramy mulai merasakan tidak enak badan. Ia menceritakan di makam tersebut terdapat banyak kelelawar dan ular. Ramy juga mencium aroma amonia dari urine kelelawar yang begitu kuat.

Arkeolog Mengalami Batuk Darah-Halusinasi

Keesokan harinya, ia mengalami demam tinggi, batuk berdarah, dan halusinasi. Tidak ada satu dokter pun saat itu mengetahui apa yang dialami oleh Ramy.

"Mereka memberikan saya banyak sekali antibiotik dan saya menjelaskan dari mana saya berada," jelasnya.

Mendengar penjelasan dari Ramy, dokter yang menanganinya menjelaskan bahwa kombinasi ular dan kelelawar adalah hal yang buruk untuk kesehatan.

"Kelelawar, ular, dan debu bukanlah kombinasi yang baik. Penyakit yang dialami bisa apa saja. Kami belum pernah melihat kombinasi gejala seperti ini. Tapi semoga antibiotik bisa bekerja," kata Ramy menirukan ucapan dokter.

Bukan karena Supernatural

Menurut Ramy, penyakit yang ia alami lebih berkaitan dengan penumpukan jamur daripada hal supernatural.

"Bukan hantu Raja Tut yang bangun dari makam itu. Namun, meninggalkan kuburan tertutup selama ribuan tahun dengan bahan organik hidup di dalamnya, kemudian membuka, dan masuk ke dalamnya tidaklah sehat," jelasnya.

Selain itu ia juga menyinggung kasus kematian arkeolog yang berkaitan dengan pembukaan makam mumi yang pernah terjadi di tahun 1920an.

"Dulu orang tidak memakai masker ketika menemukan makam-makam ini. Jadi banyak hal yang bisa terjadi. Orang bisa meninggal setelah membuka makam untuk pertama kalinya," pungkasnya.




(avk/suc)

Berita Terkait