Menurut data tahunan Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, jumlah populasi anak usia di bawah 15 tahun pada April 2023 mencapai 14,4 juta. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebanyak 300 ribu anak bila dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Penurunan jumlah populasi anak di Jepang dilaporkan sejak 1982. Namun, kini jumlahnya mencetak rekor terendah semenjak statistik dibuat untuk pertama kalinya pada 1950.
Jumlah anak di bawah 15 tahun 'hanya' mewakili 11,5 persen seluruh populasi di Jepang. Sementara itu, populasi berusia 65 tahun atau lebih mencapai 36,2 juta atau 29,1 persen dari keseluruhan populasi. Hal ini menunjukkan ketidakseimbangan demografis yang signifikan di Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Angka kelahiran anjlok di bawah 800 ribu tahun lalu, menurut perkiraan. Jepang berada di ambang apakah kita dapat terus berfungsi sebagai masyarakat," ucap Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dikutip dari The Guardian, Selasa (23/5/2023).
"Memfokuskan perhatian pada kebijakan tentang anak dan pengasuhan anak adalah masalah yang tidak menunggu dan tidak bisa ditunda. Kami harus membangun ekonomi sosial yang mengutamakan anak untuk membalikkan angka kelahiran rendah, " sambungnya.
Menurunnya jumlah angka kelahiran disebabkan oleh multifaktor. Beberapa di antaranya adalah meningkatnya biaya hidup, banyaknya wanita yang mementingkan karier, hingga pasangan yang menunda untuk punya anak.
Menurut Buku Tahunan PBB 2022, Jepang memiliki persentase anak terendah di antara 36 negara di dunia yang populasinya 40 juta atau lebih. Korea Selatan memiliki persentase terendah berikutnya dengan 11,6 persen, Italia dengan 12,4 persen, dan Spanyol 13,8 persen.
Penurunan angka kelahiran yang signifikan membuat pemerintah Jepang melakukan berbagai cara agar angka kelahiran bisa meningkat.
Pemerintah Jepang memperkirakan butuh mengumpulkan dana sekitar 3 triliun yen (Rp 321,8 triliun) per tahun untuk kebijakan pengasuhan anak yang diajukan oleh Kishida untuk membantu meningkatkan angka kelahiran.
Selain itu, pemerintah juga sedang menyusun rencana untuk meningkatkan tempat penitipan anak selama 3 tahun mendatang. Hal ini diharapkan agar para pekerja di Jepang memiliki lingkungan yang lebih baik untuk memiliki anak.
(avk/naf)











































