Ada anggapan bahwa stres atau makanan tertentu bisa menyebabkan maag. Namun, hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan hal itu.
Pada dasarnya, sakit maag dapat menyerang siapa saja, tapi lebih sering terjadi pada orang berusia 60 tahun atau lebih dan pria lebih berpengaruh daripada wanita.
Ketika maag kambuh, maka akan timbul gejala-gejala yang dialami penderita. Simak penjelasan terkait apa saja gejala maag, penyebab, hingga cara mengatasinya.
Gejala Sakit Maag
Secara umum, gejala sakit maag adalah rasa sakit/nyeri perut, yang membakar dan menggerogoti di bagian tengah perut (abdomen).
Dilansir Mayo Clinic, berikut merupakan gejala sakit maag yang bisa dirasakan oleh penderitanya secara umum:
- Mulas
- Perasaan kenyang, kembung, atau bersendawa
- Refluks asam serta merasa mual
- Gangguan pencernaan
- Intoleransi terhadap makanan berlemak
Namun, yang dirasakan penderita sakit maag tidak selalu nyeri perut yang menyakitkan. Beberapa orang mungkin mengalami gejala lain. Bahkan, tidak sedikit juga orang dengan maag bahkan tidak merasakan gejala apa-apa.
Meskipun jarang terjadi, maag bisa menyebabkan tanda akut atau gejala kronis. Gejala atau ciri-ciri penyakit maag yang sudah parah, antara lain:
- Muntah darah
- Tinja yang keluar berwarna gelap/hitam atau tinja yang lembek dan lengket
- Kesulitan saat bernapas
- Merasa lemah
- Mual atau muntah
- Tiba-tiba merasakan sakit yang tajam di perut dan semakin parah
- Penurunan berat badan (yang tidak dapat dijelaskan)
- Adanya perubahan nafsu makan
Penyebab Maag
Dikutip dari situs National Health Service (NHS), penyebab utama sakit maag yaitu adanya kerusakan pada lapisan yang melindungi lambung dari asam di perut.
Akibat lapisan pelindung lambung yang rusak, hal tersebut akan memunkinkan kerusakan pula pada lapisan perut. Hal ini bisa disebabkan oleh:
- Infeksi bakteri Helicobacter pylori (H. pylori)
- Mengkonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), seperti ibuprofen atau aspirin dalam waktu lama atau dalam dosis tinggi.
Sebagai informasi, Stres dan makanan-makanan pedas tidak menyebabkan maag. Namun, mereka bisa memperburuk gejala maag yang ada.
Cara Mengatasi Maag yang Kambuh
Perawatan atau cara mengatasi maag kambuh akan tergantung pada apa yang menyebabkan maag. Kebanyakan, orang yang maag yang kambuh akan diberi resep obat penghambat pompa proton (PPI) untuk mengurangi jumlah asam di perut mereka.
Ada juga yang membutuhkan antibiotik jika ulkus disebabkan oleh infeksi H. pylori. Berikut merupakan beberapa cara mengatasi maag yang kambuh:
1. Obat Infeksi Helicobacter pylori (H. pylori)
Apabila tukak lambung disebabkan oleh infeksi bakteri H. pylori, penderita akan diberi cara pengobatan kursus antibiotik dan obat PPI.
Hal ini juga disarankan apabila tukak lambung disebabkan oleh kombinasi infeksi H. pylori dan konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID). Jika penderita memiliki infeksi H. pylori, biasanya akan diberi resep 2 atau 3 antibiotik.
Antibiotik yang paling umum digunakan yaitu amoksisilin, klaritromisin, atau metronidazol. Obat tersebut biasanya dimakan dua kali sehari selama seminggu.
2. Obat Penghilang Rasa Sakit Alternatif
Penderita maag juga mungkin disarankan untuk menggunakan pereda nyeri alternatif yang tidak berhubungan dengan sakit maag, seperti paracetamol.
Selain itu, penghambat COX-2 (jenis NSAID alternatif yang cenderung menyebabkan tukak lambung) terkadang juga direkomendasikan.
3. Antagonis Reseptor H2
Jenis obat antagonis reseptor H2 juga terkadang digunakan sebagai pengganti PPI. Obat ini akan bekerja mengurangi jumlah asam yang diproduksi perut.
Ranitidine adalah obat antagonis reseptor H2 yang paling banyak digunakan untuk mengobati maag.
Maag dapat kembali setelah perawatan, meskipun kecil kemungkinannya terjadi apabila penyebab yang mendasarinya diatasi.
Sakit maag disebut juga tukak lambung, karena ada luka yang berkembang di lapisan lambung. Sakit maag merupakan peradangan umum, sementara tukak lambung adalah kondisi terkikisnya lapisan perut.
Penyakit asam lambung bisa membuat rasa sakit semakin parah, seperti halnya perut kosong. Seringnya, rasa sakit bisa dikurangi dengan makan-makanan tertentu yang menyangga asam lambung atau dengan obat penurun asam.
Namun, rasa sakit itu bisa kembali lagi. Bahkan, rasa sakit mungkin lebih buruk antara waktu makan dan di malam hari.
Kunjungi dokter jika kamu memiliki tanda atau gejala parah dari sakit maag yang telah disebutkan di atas. Semoga informasi seputar gejala maag tadi bisa menambah pengetahuan dan pemahaman detikers ya.
Simak Video "Video: Bisa Makan Banyak, Ukuran Lambung Tzuyang Sebesar Ini"
(khq/inf)