Korea Utara sedang dilanda kekurangan pangan. Pasokan makanan di Korea Utara sangat sedikit dan tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Kekurangan makanan yang parah di Korea Utara telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan kematian akibat kelaparan, dan ahli mengklaim pasokan makanan saat ini 'jauh di bawah kebutuhan manusia.'
Saat ini, negara ini sedang mengalami titik terburuk sejak kelaparan tahun 1990-an, yang dikenal sebagai "Arduous March", menyebabkan kelaparan massal dan merenggut nyawa ratusan ribu orang, atau diperkirakan 3-5 persen dari populasi.
Tiga warga Korea Utara diwawancarai BBC untuk mengungkap apa yang terjadi di negara di bawah kekuasaan Kim Jong Un ini. Di bawah pemerintahan Kim Jong Un, warga Korea Utara dilarang melakukan kontak dengan dunia luar.
Seorang wanita yang tinggal di ibu kota Pyongyang memberi tahu bahwa dia mengenal sebuah keluarga beranggotakan tiga orang yang mati kelaparan di rumah.
"Kami mengetuk pintu mereka untuk memberi mereka air, tapi tidak ada yang menjawab. Ketika pihak berwenang masuk ke dalam, mereka menemukan mereka tewas," kata Ji Yeon, bukan nama sebenarnya.
Seorang pekerja konstruksi yang tinggal di dekat perbatasan China, yang dipanggil Chan Ho, memberi tahu persediaan makanan sangat sedikit sehingga lima orang di desanya telah meninggal karena kelaparan.
"Awalnya saya takut mati karena COVID, tapi kemudian saya mulai khawatir mati kelaparan," ujar Chan Ho.
Next: Pemicu krisis pangan Korea Utara
Simak Video " Korsel: Parasit Terdeteksi di Balon Sampah yang Dikirim Korut"
(kna/kna)