Roleplay atau bermain peran belakangan menjadi topik pembicaraan di kalangan penghuni warganet. Sebuah video yang diunggah di TikTok diduga menjadi penyebab kehebohan ini.
Dalam cuplikan video tersebut, tampak seorang anak perempuan yang dimarahi ayahnya karena kedapatan melakukan roleplay di TikTok. Setelah ditelusuri, si anak ternyata melakukan roleplay yang tidak 'pantas' untuk seusianya bersama orang-orang yang tidak dikenal.
Hal ini pun menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat. Meski banyak yang maklum terhadap hal tersebut, tidak sedikit pula yang menganggap bermain roleplay di medsos dapat menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan anak.
Berikut fakta-fakta roleplay di medsos yang viral baru-baru ini.
1. Berawal dari Unggahan Sang Ayah
Tren roleplay ini menjadi viral berawal dari video yang diunggah salah seorang user di TikTok. Video berdurasi 11 detik itu memperlihatkan seorang anak perempuan yang terduduk menangis setelah kedapatan bermain roleplay oleh ayahnya.
Bocah yang masih SD itu ternyata sudah sangat sering melakukan roleplay di platform sosial tersebut. Ia memasang foto wanita remaja pada akunnya dan melakukan roleplay bersama user-user TikTok lain yang tidak dikenalnya. Akunnya tersebut bahkan sudah memiliki lebih dari 20 ribu pengikut.
2. Dampak ke Psikologis
Fenomena ini mengundang perhatian psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ. Ia mengungkapkan roleplay yang dilakukan di platform media sosial bisa memicu gangguan psikologis pada anak.
"Misalnya di melakukan permainan roleplay tadi, pembentukan jati dirinya itu menjadi rusak karena yang tadinya harusnya sesuai dengan norma nilai tapi menjadi kacau, dan menimbulkan kebingungan terhadap masalah psikologisnya," ujarnya saat dihubungi detikcom, Minggu (18/6/2023).
Ia menambahkan roleplay di medsos bisa memicu kondisi psikotis dan delusi, saat anak kesulitan membedakan antara realitas dan imajinasi.
3. Penyebab Anak Roleplay di Medsos
dr Lahargo menyebutkan salah satu penyebab anak melakukan roleplay lantaran tidak mendapatkan perhatian yang dibutuhkan di kehidupan nyata.
"Dia sampai mengambil opsi memainkan roleplay di aplikasi (medsos) karena dia sebenarnya tidak mendapatkan apa yang dia butuhkan. Misalnya, anak ini butuh komunikasi, kehangatan, apresiasi, butuh reward atau penghargaan dalam hidupnya. Akhirnya dia mencarinya di tempat lain," jelasnya.
Saksikan juga SOSOK minggu ini: drh. Rajanti, Pakar Bahasa Binatang
(naf/naf)