Mengenal Sosok Letkol dr RM Soebandi, Dokter Pejuang Kemerdekaan RI

Mengenal Sosok Letkol dr RM Soebandi, Dokter Pejuang Kemerdekaan RI

Nala Andria - detikHealth
Kamis, 17 Agu 2023 06:00 WIB
Mengenal Sosok Letkol dr RM Soebandi, Dokter Pejuang Kemerdekaan RI
Foto: dok. keluarga RM Soebandhi/repro detikHealth
Jakarta -

Menjelang Hari Ulang Tahun RI ke-78, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengenang peran dokter pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu yang dikenang, yakni dokter tentara Letkol dr RM Soebandi.

"Peran Letkol dr RM Soebandi tidak hanya di medan perang, tetapi juga tidak melupakan tugas dasar seorang dokter yaitu merawat pasien dan prajurit yang terlukan dan sakit," kata dr Moh Isman Jusuf, SpN, dari Bidang Kajian Sejarah dan Kepahlawanan Dokter PB IDI dalam keterangan tertulis, Rabu (16/8/2023).

Sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya dalam perang kemerdekaan RI, nama Letkol dr RM Soebandi diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Daerah Jember, nama jalan, serta nama perguruan tinggi di Jember.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Biografi Singkat Letkol dr RM Soebandi

Letkol dr RM Soebandi, lahir pada 17 Agustus 1917 di Klakah, Lumajang adalah anak sulung pasangan R. Soeradi Wignjosoekarto, kepala masinis stasiun Klakah, dengan RA. Siti Mariam. Soebandi menamatkan sekolah Hollandsche Indlandsche School (HIS) di Lumajang.

Karena dari keluarga ningrat, Letkol dr RM Soebandi diperbolehkan oleh pemerintah kolonial untuk melanjutkan ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Probolinggo dan lulus pada 1935. Selanjutnya Soebandi melanjutkan ke Aglemeene Middlebare School (AMS) di Surabaya lulus pada 1938.

ADVERTISEMENT

Selepas lulus dokter, dr RM Soebandi kembali ke Jawa Timur dan terjun langsung di dunia militer dengan mengikuti pendidikan tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan lulus sebagai Eise Shodanco atau Perwira Kesehatan Batalyon dan di tempatkan di Lumajang. Setahun kemudian pangkatnya naik menjadi Eise Chudanco yang menjabat sebagai Kepala ksehatan seluruh Batalyon PETA di Karesidenan Malang.

Pada Desember 1948, dr RM Soebandi ditugaskan sebagai wakil komandan Brigade III Damarwulan mendampingi komandan Letkol Mochamad Sroedji, serta merangkap sebagai Residen Militer Besuki dan dokter militer.

Sesuai perjanjian renvile semua pasukan di wilayah Besuki hijrah ke Blitar. Namun Belanda mengingkari isi perjanjian Renville bahkan melakukan Agresi Militer dengan melakukan serangan besar-besaran.

Banyak korban berjatuhan karena minimnya amunisi dan persenjataan hingga pada 8 Februari 1949 keberadaan rombongan pasukan Damarwulan diketahui oleh mata-mata.

dr RM Soebandi berhasil lolos tetapi saat melihat Sroedji tertembak ia keluar dari tempat berlindung berlari menuju tubuh sahabat sekaligus komandannya. Saat itulah, dr RM Soebandi diberondong senapan oleh Pratu Josep Kesek dari KNIL hingga jatuh tersungkur dan gugur berdampingan.

Jasad dr RM Soebandi dimakamkan di lokasi kejadian dan baru ditemukan serta teridentifikasi pada 23 Maret 1950.

Halaman 2 dari 2
(vyp/vyp)

Berita Terkait