Permasalahan polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya tengah menjadi sorotan. Kualitas udara dinilai begitu buruk dan dinilai dapat menyebabkan berbagai penyebab penyakit.
Berkaitan dengan hal tersebut, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penggunaan masker harus ditekankan lagi. Terlebih pada orang-orang yang memang banyak beraktivitas atau bekerja di luar rumah.
"Jadi sekarang kita harus wajibkan mulai (pakai) masker lagi. Kita sarankan, terutama teman-teman polisi, kita sarankan harus pakai masker," beber Luhut kepada wartawan.
Lebih lanjut, ia juga menyoroti dampak kesehatan yang dapat disebabkan oleh polusi udara yang sedang tinggi. Ia mengatakan bahwa polutan PM 2,5 dapat menyebabkan banyak penyakit berbahaya.
"Karena PM 2,5 itu bisa kena kau jantung, kanker, bisa tadi pernapasan. Kamu kalau orang bikin gini, kamu kan, atau kita semua," ujar Luhut.
Spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Feni Fitriani Taufik, SpP(K), mencoba menggambarkan seberapa kecil polusi PM 2,5. Ukurannya ternyata jauh lebih kecil daripada helaian rambut.
Hal ini menyebabkan polutan PM 2,5 bisa dengan mudah masuk ke alveoli atau kantong udara, mampu menembus lantaran ukuran alveoli adalah 200 mikrometer.
"Gambaran mikroskopis dari alveoli kantong udara kita, ukurannya 200 mikrometer jadi masuk akal kalau pm bisa menembus alveoli karena ukurannya 1/80 diameter alveoli kita," jelas dia.
Adapun risiko jangka panjang paparan polusi PM 2,5 meliputi:
- Penurunan fungsi paru
- Reaksi asma
- Reaksi alergi
- Risiko penyakit jantung dan pembuluh darah
- Risiko kanker
Simak Video "Video: Luhut Kenang Pandemi Covid, Akui Pertahanan Kesehatan RI Masih Rapuh"
(avk/kna)