Beberapa orang beranggapan, efek vape dan rokok elektrik cenderung lebih ringan dibandingkan rokok konvensional. Padahal nyatanya menurut praktisi medis, vape pun berisiko memicu beragam penyakit, termasuk gangguan pernapasan.
Sebagaimana yang ditemukan oleh studi baru-baru ini, penggunaan vape rupanya memang terbukti meningkatkan risiko bronkitis dan sesak napas.
Bronkitis dipahami sebagai peradangan saluran napas di paru-paru, seringkali disebabkan oleh kebiasaan merokok. Gejalanya berupa nyeri dada saat batuk, batuk berlendir bening keputihan, kuning atau hijau, serta sesak napas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seiring temuan tersebut, para ilmuwan di Amerika kini menyerukan pentingnya pengetatan regulasi untuk mengawasi dampak vaping terhadap pernapasan. Pasalnya, efek buruk dari vaping ini bisa dialami oleh siapa pun, dengan atau tanpa riwayat penyakit asma sebelumnya.
Sebagaimana dilaporkan oleh Liverpool Echo, 81 persen peserta penelitian lebih berisiko mengalami mengi jika menghisap rokok elektrik dalam 30 hari terakhir, dibandingkan mereka yang tidak pernah menggunakan produk nikotin sama sekali.
Kondisi tersebut terlihat dari bagaimana mereka merasa kesulitan bernapas saat berlari di tanah datar atau berjalan mendaki sedikit bukit dianggap mengi.
Ditemukan juga gejala bronkitis dua kali lebih besar pada mereka yang menggunakan perangkat sintetis dalam 30 hari terakhir. Gejala yang dimaksud berupa batuk setiap hari selama tiga bulan berturut-turut, menderita bronkitis dalam 12 bulan terakhir, atau mengalami kemacetan atau dahak tanpa pilek.
Mereka yang menggunakan rokok elektrik dalam 30 hari terakhir juga memiliki kemungkinan 78 persen lebih tinggi untuk menderita sesak napas.
"Studi ini berkontribusi pada bukti yang muncul dari studi manusia dan toksikologi bahwa rokok elektrik menyebabkan gejala pernapasan yang memerlukan pertimbangan dalam regulasi rokok elektrik," ungkap penulis studi Dr Alayna Tackett dikutip dari DevonLive, Rabu (23/8/2023).
"Ini menunjukkan bahwa penilaian peraturan tentang biaya kesehatan populasi meremehkan efek dari penggunaan rokok elektrik, ganja, dan produk tembakau pada remaja akhir dan dewasa muda," pungkasnya.
(vyp/suc)











































