Bukti Layanan di RI Kalah Hebat, Menkes: Banyak Orang Kaya Masih Berobat di LN

Bukti Layanan di RI Kalah Hebat, Menkes: Banyak Orang Kaya Masih Berobat di LN

Averus Kautsar - detikHealth
Senin, 04 Sep 2023 10:30 WIB
Bukti Layanan di RI Kalah Hebat, Menkes: Banyak Orang Kaya Masih Berobat di LN
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Vidya Pinandhita)
Jakarta -

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tugas yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo untuk melakukan transformasi kesehatan. Langkah tersebut dilakukan guna untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang lebih baik, murah, dan mudah.

"Apa yang sudah kita lakukan? Kami ingin lebih membuka diri terhadap masuknya best practices dari dunia luar agar bisa memacu kualitas layanan kemudahan layanan dan kemurahannya bagi masyarakat," ucap Menkes Budi dalam Forum Kesehatan Indonesia, Minggu (4/9/2023).

Salah satu yang diupayakan Menkes Budi saat ini, meningkatkan kualitas pelayanan dan pengobatan termasuk dengan mendatangkan pengajar paling handal dalam spesialisasinya. Jika standar meningkat dan setara dengan banyak negara maju, masyarakat Indonesia diharapkan tidak perlu keluar negeri apabila ingin mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau orang-orang paling kaya di Indonesia itu cari layanan kesehatan keluar, artinya dari sisi kualitas apapun yang kita rasakan sudah hebat, itu kalah hebat dari luar, buktinya mereka keluar negeri," ujarnya.

"Apakah mungkin itu dari kualitas layanannya, kualitas medis, kualitas obat, atau mungkin dari alatnya," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Menkes Budi menambahkan apabila semakin banyak orang dari dalam atau luar negeri mencari pelayanan kesehatan di Indonesia, maka itu akan menjadi bukti nyata peningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

"Kalau orang-orang luar berbondong-bondong ke Indonesia itu artinya layanan kesehatan kita lebih mudah diakses, lebih ekonomis, dan lebih baik di mata mereka," ujarnya.

"Kita nggak bisa nilai diri kita sendiri. Kita harus membiarkan orang-orang menilai apakah yang terbaik atau tidak. Kami harus punya kerendahan hati apakah kita sudah yang terbaik atau tidak," pungkasnya.




(avk/naf)

Berita Terkait