Seiring 'No Bra Day' yang jatuh tepat hari ini, masyarakat diajak untuk bersama-sama memahami pentingnya menjaga kesehatan payudara. Salah satu yang kerap menjadi perbincangan berkenaan dengan kesehatan payudara tak lain risiko kanker payudara, yang disebut-sebut dipicu oleh gaya hidup.
Dokter spesialis penyakit dalam konsultan hemato-onkologi, dr Jeffry Beta Tenggara, SpPD-KHOM menjelaskan, penyebab kanker sebenarnya tidak pernah satu faktor, melainkan gabungan dari beberapa faktor. Walhasil, tak tepat jika dikatakan bahwa kanker payudara disebabkan oleh gaya hidup atau pola makan tertentu.
"Penyebab kanker itu tidak pernah satu faktor, selalu multifaktor. Makanya kita tidak bisa bilang pencegahan kanker. Tidak ada itu. Selalu ada faktor X, selalu kita bilangnya faktor A meningkatkan risiko kanker contohnya orang gemuk, obesitas. Orang yang merokok, minum alkohol," terangnya saat dihubungi detikcom, Kamis (12/10/2023).
Sering Pakai Bra Ketat Bisa Bikin Kanker?
Sering juga beredar anggapan, sering menggunakan bra terlalu ketat bisa meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita. Padahal rupanya, anggapan itu hanyalah mitos belaka dan tak terbukti secara medis.
dr Jeffry meluruskan, penggunaan bra yang terlalu kencang mungkin bisa meningkatkan risiko terjadi iskemia atau kurang oksigen di jaringan bawah kulit karena ada tekanan. Pada kondisi tersebut, pembuluh darah kecil di area payudara tersebut tertekan, sehingga aliran darah ke kulit dan jaringan tersebut terganggu dan timbul rasa nyeri.
"Tapi apakah itu secara langsung menjadi faktor risiko kanker? Saya rasa tidak juga. Yang ada dia nyeri, ada reaksi radang. Ada penelitian menyatakan bahwa radang kronis itu bisa menyebabkan mutasi atau transgresi daripada sel sehingga dia jadi kanker, bisa. Tapi, tidak semerta-merta itu yang menjadi pemicu utama," tutur dr Jeffry.
"Karena di setiap penyakit ada dua, faktor genetik dan lingkungan. Genetik, kalau pasien ini ada keturunan, misal dari ibu atau tantenya, tanpa pakai beha yang kenceng juga bisa aja kena," pungkasnya.
NEXT: Faktor Risiko Kanker Payudara
(vyp/naf)