Sejak September lalu, warga Paris dibikin ketar-ketir gegara serangan wabah kutu busuk yang sangat mengganggu. Hama ini menyebar ke berbagai tempat umum di sana, mulai dari transportasi umum, bioskop, bahkan rumah sakit.
Kutu busuk merupakan serangga kecil berwarna coklat seukuran biji apel yang menggigit manusia dan menghisap darah. Biasanya hama itu bersembunyi di antara barang-barang yang ada di rumah, seperti kasur, sofa, hingga celah-celah sempit.
Ternyata wabah kutu busuk juga pernah terjadi beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ahli parasitologi dari Fakultas Kesehatan Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Prof Tri Baskoro Tunggul Satoto, MSc, PhD, mengungkapkan beberapa negara lain yang pernah melaporkan kasusnya seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kutu busuk pernah menjadi permasalahan serius di Indonesia pada tahun 1970-an," ungkap Prof Tri saat dihubungi detikcom, Senin (16/10/2023).
"Namun, saat ini tidak terdapat data pasti tentang kasus kutu busuk di Indonesia. Hal tersebut kemungkinan lebih cenderung disebabkan karena rendahnya pelaporan kasus," lanjut dia.
Prof Tri menjelaskan kasus kutu busuk di Indonesia lebih cenderung bersifat sporadis atau penyebarannya tidak merata. Beberapa lokasi yang berisiko mengalami kasus kutu busuk adalah tempat tinggal dengan tingkat kebersihan yang kurang baik.
Bahkan, kutu busuk ini juga bisa muncul di tempat yang memiliki kepadatan populasi yang tinggi, seperti asrama, kos-kosan, hotel, atau guest house.
"Kasus-kasus kutu busuk pada penginapan terutama terjadi pada area sekitar daerah pariwisata seperti Bali, yang dominan disewa oleh para backpacker yang kurang menjaga kebersihan dan sering berpindah tempat menginap," pungkasnya.
(sao/vyp)











































