Heboh kasus pembunuhan yang dilakukan AH (27) terhadap wanita berinisial FD (44). Insiden itu terjadi di lobi mal Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Akibat pembunuhan tersebut, FD ditemukan meninggal dunia pada Selasa (26/9/2023). Setelah menjalani pemeriksaan, pelaku AH mengidap skizofrenia paranoid.
"Setelah kurang lebih 8 hari dilakukan observasi di RS Bhayangkara Polri, didapat keterangan dari dokter forensik psikiatri, terhadap tersangka AH didapati gangguan jiwa berat. Yang dalam istilah 'skizofrenia paranoid'," ujar Kapolres Jakbar Kombes M Syahduddi dalam konferensi pers di Polres Jakbar, Selasa (23/10/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Skizofrenia paranoid adalah bentuk skizofrenia yang paling umum, sejenis kelainan otak. Pada 2013, American Psychiatric Association menyebut bahwa paranoia adalah salah satu gejala positif skizofrenia, bukan kondisi diagnostik tersendiri.
Hal itu membuat nama gangguan ini diubah menjadi 'skizofrenia'. Meski begitu, istilah skizofrenia paranoid masih familiar bagi masyarakat karena sudah digunakan selama puluhan tahun.
Saat seseorang mengidap skizofrenia, orang tersebut sulit membedakan antara kenyataan dan fantasi. Pada gilirannya, gejala-gejala tersebut dapat secara signifikan mempengaruhi seseorang dalam melihat dan berinteraksi dengan dunia.
Dikutip dari Healthline, kondisi ini ditandai dengan gejala yang dapat berkembang dan membaik seiring berjalannya waktu. Tidak semua orang akan mengalami paranoia dengan skizofrenia. Gejalanya seperti:
Delusi
Delusi adalah keyakinan yang dipegang teguh dan tidak benar. Sekitar 90 persen penderita skizofrenia mengalami delusi. Tetapi, tidak semua orang memiliki jenis delusi yang sama.
Halusinasi
Halusinasi adalah sensasi terhadap hal-hal yang dianggap nyata, padahal sebenarnya tidak ada. Mendengar suara merupakan halusinasi paling umum pada skizofrenia dengan paranoia.
Suara-suara itu bahkan mungkin berasal dari orang yang dikenal. Gejalanya bisa bertambah buruk jika orang tersebut terisolasi dari orang lain.
Bicara yang tidak terorganisir
Jika menderita skizofrenia, seseorang mungkin juga mengalami gangguan bicara. Orang tersebut mungkin mengulangi kata atau frasa atau mulai berbicara di tengah kalimat.
Bahkan orang tersebut mungkin mengarang kata-katanya sendiri. Gejala ini disebabkan oleh kesulitan konsentrasi yang umum terjadi pada skizofrenia. Tetapi, bicara tidak teratur pada gangguan ini tidak sama dengan gangguan bicara.
Perilaku tidak terorganisir
Perilaku tidak terorganisir mengacu pada ketidakmampuan secara keseluruhan untuk mengontrol perilaku dalam berbagai konteks, seperti di rumah dan di tempat kerja. Orang tersebut mungkin mengalami masalah dengan:
- Melakukan aktivitas sehari-hari biasa
- Mengendalikan impuls Anda
- Menjaga emosi Anda tetap terkendali
- Mengandung perilaku yang dianggap aneh atau tidak pantas
Gejala ini dapat mempengaruhi kehidupan kerja, kehidupan sosial, dan kehidupan rumah tangga.
Gejala negatif
Gejala negatif mengacu pada kurangnya perilaku yang ditemukan pada orang yang tidak menderita skizofrenia. Misalnya, gejala negatif bisa meliputi:
- Anhedonia, atau kurang semangat terhadap aktivitas yang umumnya dianggap menyenangkan
- Kurangnya emosi
- Ekspresi tumpul
- Menurunnya minat secara keseluruhan terhadap dunia
Pikiran untuk bunuh diri
Pikiran dan perilaku untuk bunuh diri adalah gejala umum skizofrenia lainnya. Hal ini lebih sering terjadi pada kasus yang tidak ditangani.
Jika seseorang mempunyai pikiran untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri, segera hubungi layanan darurat setempat. Mereka dapat menghubungkan pasien dengan ahli kesehatan mental yang dapat membantu.











































