Peningkatan kasus COVID-19 di Indonesia kembali menjadi sorotan. Hal ini terjadi setelah sebelumnya Malaysia dan Singapura juga melaporkan peningkatan kasus yang cukup signifikan.
Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr Erlina Burhan, SpP(K) menuturkan bahwa kejadian ini salah satunya dipicu oleh mobilitas masyarakat antar negara. Aturan perjalanan yang kini sudah longgar membuat risiko peningkatan kasus juga meningkat.
"Jadi tantangan kita pada saat ini adalah terjadinya peningkatan kasus dalam dua bulan terakhir dan kita juga tahu mobilitas lintas negara ini juga sangat tinggi ya," ujar dr Erlina dalam konferensi pers virtual, Rabu (6/12/2023).
Lebih lanjut, menurutnya tren ini mungkin akan tetap bertahan selama akhir tahun yang dikenal sebagai musim liburan. Banyak turis yang melakukan perjalanan ke Indonesia dan sebaliknya banyak masyarakat yang pergi berlibur ke luar negeri, khususnya negara tetangga Malaysia dan Singapura.
Walaupun begitu, dr Erlina mengatakan bahwa aturan untuk memperketat penerbangan belum perlu untuk dilakukan.
"Kita tidak bisa mengontrolnya, tidak ada travel ban sampai sekarang. Walaupun saya kira juga belum dibutuhkan," katanya.
Pihak Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengungkapkan bahwa peningkatan kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia belakangan ini masih terkendali. Berdasarkan data terakhir 6 Desember rata-rata kasus harian COVID-19 sebanyak 35-40 kasus.
Jumlah tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan masa pandemi yang bisa mencapai ribuan kasus per hari.
"Yang sakit sekarang mewajibkan diri sendiri pakai masker, cuci tangan pakai sabun, menjaga imunitas dengan konsumsi makanan bergizi seimbang. Kemudian jaga jarak apalagi kalau sedang sakit agar tidak menularkan," ujar Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dari keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (7/12/2023).
"Lakukan vaksinasi booster, sampai akhir tahun masih gratis untuk seluruh masyarakat. Tahun depan, hanya untuk kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta serta immunocompromised (orang yang memiliki masalah dengan sistem imun)," pungkasnya.
Simak Video "Video Wamenkes: Kematian Akibat TBC di RI Lebih Banyak dari Covid-19"
(avk/naf)