Kondisi Terkini Celine Dion Pasca Idap Sindrom Langka, Ada Masalah di Otot

Kondisi Terkini Celine Dion Pasca Idap Sindrom Langka, Ada Masalah di Otot

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Selasa, 19 Des 2023 13:00 WIB
Kondisi Terkini Celine Dion Pasca Idap Sindrom Langka, Ada Masalah di Otot
Celine Dion. (Foto: Getty Images)
Jakarta -

Kondisi Celine Dion kembali menjadi perhatian publik. Kini, Celine dikabarkan tidak bisa lagi mengendalikan ototnya karena penyakit langka stiff person syndrome.

Hal ini diungkapkan oleh kakak dari Celine Dion, Claudette Dion. Dikutip dari Page Six, Claudette mengatakan adiknya itu 'kehilangan kendali atas otot-ototnya' karena kondisi yang semakin memburuk dari waktu ke waktu.

"Yang menghancurkan hati saya adalah dia selalu disiplin. Dia selalu bekerja keras. Ibu kami selalu memberitahunya, 'kamu akan melakukannya dengan baik, kamu akan melakukannya dengan benar," tutur Claudette.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang benar, baik dalam mimpi kami maupun mimpinya, tujuannya adalah untuk kembali ke panggung. Tapi kapasitas sebagai apa? Aku tidak tahu," sambungnya.

Celine Dion pertama kali mengungkapkan kondisinya itu pada Desember 2022 dan terpaksa harus membatalkan turnya untuk 2023-2024. Ini dilakukan agar ia bisa pulih dari penyakit stiff person syndrome yang dideritanya selama beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

Stiff person syndrome yang diidap Celine Dion itu membuat dirinya mengalami kejang otot. Bahkan ia tidak bisa menggunakan pita suaranya untuk bernyanyi seperti sebelumnya.

"Pita suara adalah otot, dan jantung juga merupakan otot," kata Claudette.

Meski harus membatalkan semua jadwal turnya, Celine bertekad tidak akan pernah menyerah untuk bisa terus bernyanyi dan bertemu penggemarnya.

Sementara itu, keluarga Celine Dion mengaku sudah tidak berdaya lagi untuk meringankan penyakit langka yang dialami penyanyi 55 tahun itu.

"Ini adalah penyakit yang tidak banyak diketahui. Kejangnya sulit dikendalikan. Tidak banyak yang bisa kami lakukan untuk mendukungnya, untuk meringankan rasa sakit," jelas dia.

"Kami berharap para peneliti akan menemukan obat untuk penyakit mengerikan ini," pungkasnya.




(sao/naf)

Berita Terkait